Gubernur Pilatus tak menemukan kesalahan Yesus. Wakil kekaisaran Romawi di Yerusalem itu sebenarnya tak hendak menghukum mati. Namun ia tak kuasa membendung keinginan banyak orang. Ia memberi perintah awal untuk menghukum Yesus, tapi tidak membunuhnya.
Prajurit Romawi akhirnya membawa Yesus, yang diperankan oleh Yosep Morgeau Albert Parapaga ke tengah lapangan. Tangannya dirantai, diikat pada potongan batang pohon. Dalam kondisi seperti itu, para prajurit memukulnya dengan cambuk dan tongkat.
Yesus yang diperbankan oleh Yosep Morgeau Albert Parapaga saat melakukan visualisasi jalan salib di Gereja Katolik St Mikael, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (7/4/2023).-Julian Romadhon-Harian Disway
Meski bukan benda berbahaya, tetap saja pukulan dan cambukan itu menyisakan bekas merah. Bahkan Yosep tampak mengerang ketika satu pukulan tongkat mengenai pundak kirinya. Berdarah. Kulitnya tersayat. Segaris merah dan darah mengucur. Begitu pula dengan kakinya. Namun ia tetap bertahan.
Perannya sebagai Yesus dijalankan dengan totalitas. Petrus, murid Yesus yang dikenal paling setia, ada di antara kerumunan massa itu. Di tengah-tengah orang yang mengolok-olok-Nya. Salah satu dari mereka mengetahui keberadaannya.
Kemudian menarik kerah bajunya. “Bukankah kamu salah satu murid orang itu?,” tanya orang itu pada Petrus. Namun, Ia menyangkal. “Bukan, aku tidak kenal dia.”
Beberapa orang datang mendekat. Mengulang pertanyaan yang sama. Tapi Petrus tetap menyangkal dengan jawaban sama: Aku tidak kenal. Hingga tiga kali Petrus berkata bohong, kemudian ia tampak
bersimpuh ke tanah. Mengusap mukanya. Ia teringat pesan gurunya pada malam Perjamuan Terakhir, sebelum Ia disalibkan: “Petrus, sebelum ayam jantan berkokok, engkau akan menyangkal aku tiga kali.” Ujar Sang Mesias dengan suara yang mendengung di kepalanya.(Guruh Dimas Nugraha)