The Reds menjamu Arsenal di Stadion Anfield pukul 22.30, Minggu, 9 April 2023. Arsenal datang dengan rekor yang mencengangkan. Tujuh kali menang berturut-turut. Tetapi, musim ini The Reds lumayan tangguh di kandang. Berjuang ekstra keras pun belum tentu Arsenal menang.
SETELAH sekian lama dicari penyebabnya, Liverpool kini baru tahu penyebab tim Merseyside itu bisa ”loyo” seperti sekarang. Mentalitas monster. Mentalitas itulah yang hilang dari pasukan Jurgen Klopp.
Kalau dipikir-pikir benar juga. Pemainnya mayoritas sama. Cara mainnya juga sama. Pelatihnya juga begitu. Ada sedikit tambal sulam di sana sini. Tetapi, itu tidak mengubah cara bermain The Reds, julukan Liverpool. Hasilnya yang di luar dugaan.
Terakhir, Liverpool bermain imbang 0-0 saat melawan Leeds United. Banyak yang menyesal. Seharusnya The Reds dapat tiga angka. Tetapi, apa boleh buat. Semuanya harus disyukuri. Setidaknya, hasil itu sudah lebih baik setelah tiga kekalahan beruntun. Tak pelak, tiga kekalahan tersebut memperburuk keadaan. Mental pemain Liverpool pun ”terganggu”. Mereka malah ragu dengan kemampuan sendiri.
The Athletic menulis, Liverpool adalah tim terbaik kedua dari tim papan tengah disfungsional yang baru saja kehilangan manajer mereka, Chelsea. Hasil imbang itu menawarkan jeda terbatas, tetapi tidak akan bertahan lama. Pada hari Minggu, 9 April 2023, The Reds menjamu pemimpin klasemen Arsenal. Secara psikologis, Arsenal sedang hot-hotnya. On fire. Bayangkan, tujuh kemenangan berturut-turut.
Laga melawan Arsenal itu jadi istimewa. Saat belum sehebat sekarang, The Gunners telah dipukuli secara brutal di Anfield secara teratur dalam beberapa waktu terakhir. The Reds ingin melanjutkan lagi dominasinya. Tetapi, dominasi seperti itu hanya bisa dilakukan setahun lalu atau sebelum-sebelumnya. Tahun ini Liverpool sudah kehilangan mentalitas monster. Padahal, mentalitas itulah yang selama ini membawa harum nama dan posisi mereka, baik di kancah domestik maupun internasional.
Di tengah hiruk pikuk pemecatan manajer yang berkinerja buruk di Liga Premier saat ini, Klopp sangat jujur akhir-akhir ini. Ia mengakui penampilan Liverpool yang loyo lama-lama membahayakan pekerjaannya.
Orang Jerman itu, tentu saja, tidak ke mana-mana. Namun, ia sedang sibuk meraba-raba untuk menemukan kembali versi Liverpool yang hilang. Versi yang lebih cerah dan berani, lebih percaya diri, dan lebih terkendali.
Jamie Carragher menyimpulkan, situasi Liverpool dengan sangat baik. ”Masalah menonton Liverpool, mereka masih bermain dengan cara yang sama, ide yang sama, tapi mereka tidak bisa melakukannya lagi sekarang ini,” sebut eks centre back itu.
Carragher yakin, kehilangan mentalitas monster itu membuat mereka kehilangan sepak bola Liga Champions.
Ketika mereka menghancurkan Manchester United 7-0 sebulan yang lalu, orang jelas akan membayangkan Liverpool tampil luar biasa dengan mengalahkan tim empat besar. Ternyata, itu belum membuktikan titik balik musim seperti yang diharapkan Jurgen Klopp. Klopp sempat memberikan istirahat kepada pemainnya, tetapi pikirannya terus berputar saat ia mencari solusi untuk masalah jangka pendek dan jangka panjang.
VIRGIL VAN DIJK adalah palang pintu pertahanan Liverpool. Namun, itu ”dulu”. Kini Van Dijk tidak berbeda dari bek sentral Liverpool yang lain. Namun, Jurgen Klopp mengharapkan Van Dijk kembali oke saat meladeni Arsenal di Merseyside Minggu malam nanti.--
Tugas terdekatnya sekarang adalah memutuskan komposisi timnya untuk meladeni kunjungan Arsenal setelah melakukan enam perubahan komposisi. Klopp harus putar otak kalau bermain tanpa Virgil van Dijk, yang absen karena karena sakit saat melawan Chelsea. Ia harus membenahi pertahanan Liverpool yang kini amburadul. Sejak kehilangan mentalitas monster itu, kiper Alisson Becker jadi sosok yang paling sibuk.
Sangat mungkin Klopp kembali memasang duet bek tengah, yakni Ibrahima Konate dan Joel Matip. Keduanya muncul dengan clean sheet saat menghadapi Chelsea.
Ingat, xG Chelsea pada malam Selasa itu adalah 2,12. Bandingkan dengan Liverpool yang hanya 0,35. Artinya, The Blues Chelsea lebih klinis ketimbang The Reds. Chelsea bahkan semestinya bisa memenangkan pertandingan itu.