SURABAYA, HARIAN DISWAY- Ikut serta dalam menghayati kebangkitan Kristus, jemaat GPIB Eben Haezer Surabaya menggelar ibadah Sabtu Sunyi. 8 April 2023 pukul 18.30 WIB, perayaan Sabtu Sunyi itu terlaksana dengan sangat khidmat dan syahdu. Perayaan itu merupakan rangkaian terakhir dalam Pekan Suci sebelum menyambut perayaan Minggu Paskah.
Melalui perayaan Sabtu Suci ini, umat Kristiani diajak untuk berdoa dan melimpahkan segala harapan kepada Yesus Kristus. Serta merenungkan peristiwa pengorbanan Yesus di kayu salib. Rangkaian tersebut juga termasuk dalam Tri Hari Suci yang tentunya saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan rangkaiannya sebelum hari raya Paskah.
Tujuan sepekan perayaan Paskah itu dilakukan supaya para jemaat mengerti dan tidak salah paham tentang siapa Yesus, kenapa Yesus harus menderita, hingga puncaknya pada kematian. Namun, tak berakhir pada kematian tetapi kepada kehidupan.
Sama halnya seperti tema ibadah Sabtu Sunyi yang dibawakan Pendeta Ebser M. Lalenoh yaitu Pengharapan Pada Kebangkitan Kristus. “Tema tersebut dikemas untuk setiap umat dalam kehidupan mereka, karena iman tanpa pengharapan maka seseorang tidak bisa melihat kebangkitan dan kalau seseorang itu punya pengharapan berarti benar-benar ia yakin dan nantikan itu terjadi dalam kehidupannya,” ujarnya menjelaskan.
Sebelum ibadah sore dilakukan, pada pukul 05.00, para jemaat telah melakukan doa pagi untuk memulai menghayati wafatnya Yesus setelah disalibkan lalu dikuburkan.
Nampak berbeda dengan umat kristen lainnya ibadah yang dilakukan di GPIB Eben Haezer itu terlihat sangat fokus dalam tatanan ibadahnya saja bahkan tidak banyak acara yang mereka tampilkan baik dalam Sabtu Sunyi maupun dalam perayaan Minggu Paskah nantinya.
Hal tersebut tidak lain karena efek dari peralihan setelah pandemi. Saat menyambut paskah keesokannya pun, GPIB Eben Haezer hanya melakukan ibadah subuh pukul 05.00.
“Paskah besok belum melibatkan banyak orang dan tidak terbentuk panitia Paskah karena masih dalam waktu peralihan dari pandemi jadi gereja hanya dibawa untuk lebih menghayati paskah ini dalam ibadah saja,” ucap Pendeta Ebser M. Lalenoh.
Warga jemaat juga masih belum siap karena adanya rasa kekhawatiran dan takut yg masih menyelimuti sehingga tidak heran saat ibadah para jemaat masih banyak menggunakan masker.
Walaupun begitu sukacita menyambut paskah tetap dapat dirasakan karena kebangkitan Kristus lah yang membuat umat kristiani di seluruh belahan dunia bersorak-sorai. (*