JAKARTA, HARIAN DISWAY - Selamatkan Artina, mari berikan tempat dan kesempatan bagi perkembangan seni rupa! Kalimat pengantar dalam change.org beredar. Menyertai sebuah kabar buruk terkait artina. Sebuah pameran seni yang berada di Sarinah, pusat perbelanjaan ternama di Jakarta Pusat, yang menghadirkan karya-karya dari seniman keren Indonesia.
Sebelumnya, di luar petisi, ada pernyataan tertulis tertanggal 15 April, Heri Pemad, menyampaikan kabar buruk bahwa artina-Sarinah telah ditutup oleh manajemen/direksi Sarinah. ”Saya tidak terima dengan cara mereka yang seperti ini. Sejatinya artina-Sarinah juga menjadi tanggung jawab Sarinah, karena dua pameran terakhir yang kami buat di lantai 6 Sarinah itu jelas-jelas membawa nama mereka juga, artina-Sarinah,” ungkap Heri, yang juga penggagas ArtJog. Meskipun pihak Sarinah belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang penutupan, tapi yang terjadi sekarang adalah penutupan paksa. Manajemen Sarinah telah memblok akses pengunjung menuju lantai 6, ruang pamer artina dengan mematikan lift dan eksalator. ”Ini seperti pemberangusan,” tulis Heri. Menurut pernyataan Heri, jajaran direksi Sarinah pernah menjanjikan akan membantu. Ikut menanggung biaya kegiatan dengan mencarikan sponsor. Sponsor memang didapatkan. Tapi jumlah dukungan mereka tidak bisa menutup angka yang mereka tagihkan sebagai biaya sewa ruangan. ”Kami, pengelola kegiatan, jelas-jelas dirugikan bahkan merasa diperas. Karena direksi Sarinah malah lepas tangan dari tanggung jawab mereka atas artina-Sarinah,” ulasnya. Dalam petisi, sejumlah seniman bereaksi. Di antaranya yang telah menandatangani lebih awal adalah perupa Entang Wiharso dari Yogyakarta. Selain mendukung petisi, ia menulis komentar. ”Pihak Manajemen Sarinah mestinya memenuhi janji dan kontraknya. Jangan hanya menggunakan seni sebagai alat mengundang masa dan setelah Sarinah jalan ditinggal dan mengingkari janji janjinya. Mungkin saatnya seni meninggalkan birokrat yang bobrok. Mari kita mandiri lewat seni, kita bisa kalau semua peseni dan pecinta seni bersatu. Buat forum yang mandiri. Jangan tergiur obralan janji para pemangku yang ngakunya mau mengembangkan seni dan menghargai seni. Mereka kebanyakan bebal dan akhirnya persoalan duwit yang diributkan.” Ditegaskan Heri, petisi itu murni inisiatif orang-orang yang mendukungnya. Mereka yang merasa peduli dengan perkembangan dunia seni rupa. ”Saya sedang melawan keputusan yang menyakitkan ini. Sungguh, saya merasa terhina, dan saya tidak terima, karena ternyata semudah itu direksi Sarinah memperlakukan artina seperti kegiatan yang dikerjakan oleh tenant (penyewa) yang ngemplang,” tulis Heri. Mereka lupa bahwa keberadaan kegiatan seni di lantai 6 (dari pameran Distrik Seni 1 dan 2, lalu hingga artina #1 dan #2) berawal dari permintaan mereka sendiri. Merekalah yang menghubungi saya berkali-kali, meminta saya untuk membuat pameran/festival di lantai 6 yang semula mereka sebut sebagai ’cultural zone’. Mereka juga menjanjikan bantuan untuk pembiayaan kegiatan seni rupa yang saya gagas bersama teman-teman,” lanjutnya. ”Kami menggagas artina sebagai seri pameran yang melibatkan para perupa, arsitek, desainer dan pembuat film -para maestro dan sosok-sosok penting- yang punya kepedulian pada pelestarian, kemajuan dan pengembangan kebudayaan Nusantara,” bebernya. Bahkan dengan tegas Heri menyatakan bahwa penutupan paksa artina di lantai 6 Sarinah sama sekali tidak sejalan misi dan visi Sarinah yang digagas Sukarno. ”Dan sekarang saya mau tanya: tanpa distrik seni atau artina, punya apa Sarinah dengan slogan ’panggung karya Indonesia’ ???,” sambung Heri yang menuliskan pernyataan itu dengan lokasi di Soboman, sebagai ungkapan keironisan yang sungguh-sungguh memprihatinkannya. Hingga petisi itu disebarkan, Heri menyatakan bahwa informasi terakhir akses sudah dibuka setelah polemik mengemuka. ”(Mungkin) gara-gara gegeran ini tapi sebelum pernyataan resmi keluar belum berani membuka,” tegasnya, kepada Harian Disway. Perlu diketahui bahwa petisi bermula dari inisiatif kurator Amir Sidharta. Ia menuliskan; " Mari kita bantu Pemad menolak pemutusan sepihak ini, agar ia dan rekan-rekannya dapat tetap melanjutkan kegiatannya melalui Artina kembali." (Heti Palestina Yunani)Artina-Sarinah Ditutup, Keluar Petisi Dukungan
Minggu 16-04-2023,09:40 WIB
Reporter : Heti Palestina Yunani
Editor : Heti Palestina Yunani
Kategori :
Terkait
Rabu 09-07-2025,08:27 WIB
ARTSUBS 2025, Merayakan Material Ways di Tengah Ledakan Konsumsi dan Teknologi
Rabu 02-07-2025,12:41 WIB
Jejak Jokowi dalam Sastra dan Rupa
Kamis 15-05-2025,16:11 WIB
Swiss-Belinn Tunjungan Surabaya Ubah Hotel Jadi Galeri Seni, Hadirkan Pameran Lukisan Setahun Penuh
Selasa 05-11-2024,19:00 WIB
4 Film Seni Rupa Kontemporer Ini Menelisik Keindahan dan Kritik Sosial
Minggu 27-10-2024,06:00 WIB
ARTSUBS, Pameran Seni Rupa Kontemporer Berskala Besar di Indonesia Digelar di Surabaya
Terpopuler
Minggu 20-07-2025,06:49 WIB
MotoGP Ceko 2025: Marc Marquez Lolos dari Penalti Tekanan Ban di Sprint Race, Ini Sebabnya
Minggu 20-07-2025,06:00 WIB
Kaiju No. 8 Season 2 Tayang, Episode Pertama Terkesan Melempem
Minggu 20-07-2025,07:35 WIB
MotoGP Ceko 2025: Jorge Martin Nervous di Sprint Race, Takut Ngepush Aprilia
Minggu 20-07-2025,08:20 WIB
Besok! TXT Comeback dengan Beautiful Stranger, Teaser Sinematik Bikin MOA Penasaran
Minggu 20-07-2025,14:14 WIB
Persebaya Masih Punya PR Pasca Kalahkan PSS, Bajol Ijo Enggan Jemawa!
Terkini
Minggu 20-07-2025,22:00 WIB
D.O. EXO Sukses Bikin Baper di Konser Solo DO it! in Seoul, Zico Hadir di Panggung!
Minggu 20-07-2025,21:37 WIB
PSI Pilih Gajah Jadi Logo Baru, Prabowo: Salah Satu Binatang yang Saya Sayangi
Minggu 20-07-2025,21:14 WIB
Marquez Cetak Rekor di MotoGP Ceko 2025, Menang Lima Kali Beruntun!
Minggu 20-07-2025,20:33 WIB
Hasil Kejurnas Antarklub 2025 U16 Hari Keempat: Scorpio Bandung Menang Dramatis!
Minggu 20-07-2025,19:59 WIB