JAKARTA, HARIAN DISWAY - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya varian baru COVID-19 yang diberi nama Varian Arcturus. Varian itu pertama kali terdeteksi di Amerika Selatan pada awal tahun 2023 dan telah menyebar ke beberapa negara di Amerika Utara dan Eropa.
Menurut laporan WHO April ini, Varian Arcturus diklasifikasikan sebagai varian yang sangat menular dan memiliki potensi untuk menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Varian ini ditemukan memiliki mutasi pada spike protein yang memungkinkannya untuk melekat pada sel manusia dengan lebih kuat dan efisien.
Beberapa negara yang sudah melaporkan adanya kasus Varian Arcturus antara lain Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Argentina, dan beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Spanyol.
Pihak berwenang di negara-negara tersebut telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi penyebaran varian ini, seperti melakukan lockdown lokal dan meningkatkan pengawasan pada perjalanan internasional.
Oleh karena itu, WHO dan para ahli kesehatan dari seluruh dunia terus memantau perkembangan varian ini dan melakukan upaya untuk menekan penyebarannya.
Para ahli juga menekankan pentingnya masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan, seperti mengenakan masker, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangan secara teratur.
Pakar Virus drg Indro Cahyono mengatakan, 98 persen rakyat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. Artinya, sistem kekebalan sudah mengenali virus Covid-19. “Varian itu hanya perubahan pada ujung spike saja dan masih tetap virus Covid-19 yang sama,” tegasnya, 18 April 2023.
Karena itu masyarakat tak perlu panik. Virus akan secara alami berkembang. Varian apapun yang muncul tak akan menyebabkan ledakan kasus besar-besaran dua atau tiga tahun lalu.Jika ada varian atau subvarian apapun, tubuh masih mengenali protein virus non spike dan bisa mengeluarkan antibodi secara otomatis.
“Virus covid varian/subvarian apapun akan ditempeli antibodi dan dihancurkan oleh makrofag,” lanjutnya. Makrofag adalah sel fagosit terpenting dalam sistem imun yang berasal dari sel monosit dewasa yang menetap di jaringan.
Cara meningkatkan produksi antibodi makrofag adalah mengonsumsi vitamin E, makan bergizi, dan istirahat cukup. Seperti biasa, Dokter Indro juga menyarankan rutin cuci hidung dengang air garam berkadar 1 persen.
“Tidak perlu vaksin berkali-kali. Karena, 98 persen rakyat sudah memiliki kekebalan dan sistem kekebalan tubuh sudah mengenali virus Covid varian dan subvarian apapun,” lanjutnya. Ia juga meminta masyarakat menghindari vaksin yang tidak aman: mRNA atau adenovirus vektor. (*)