SURABAYA, HARIAN DISWAY - Rumah Sakit Premier Surabaya meminta maaf. Permintaan maaf yang dilakukan RS yang berada di jalan Nginden Intan Barat ini karena sempat menolak pasien pada Selasa, 25 April 2023 lalu.
Saat itu seorang pria bernama Pieter Manuputty mendatangi IGD RS Premier. Pieter mengalami serangan jantung. Namun, bukannya langsung ditangani, pasien yang masuk dalam kategori gawat itu malah ditolak. Alasannya, saat itu banyak dokter yang masih cuti. Sementara bed RS sudah penuh.
Kemudian oleh keluarganya, Pieter dibawa ke RS RKZ. Sayangnya, nyawa pria yang berprofesi sebagai advokat itu tidak tertolong. Ia harus menghembuskan nafas terakhir, sekitar pukul 20.00 WIB.
Usai dimakamkan, Kamis, 27 April 2023, keluarganya bersama organisasi Maluku 1 Rasa (M1R) Jatim menggeruduk RS Premier. Pieter menjadi pembina organisasi berbasis kedaerahan tersebut. Mereka menuntut pertanggungjawaban RS Premier.
Hingga akhirnya terjadi kesepakatan pada Sabtu ini, 29 April 2023. Pihak RS Premier meminta maaf di depan media.
Direktur Rumah Sakit Premier Surabaya, dr Hartono menepati janjinya. Ia meminta maaf secara terbuka terkait terjadinya peristiwa tersebut. Ia berjanji, peristiwa serupa tidak akan terulang.
"Saya mewakili pribadi dan sebagai direktur RS Premier Surabaya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada keluarga almarhum. Ini akan menjadikan pelajaran berharga bagi kami untuk melakukan pembenahan secara internal ke depan dalam melayani masyarakat," ujar Hartono di hadapan keluarga Pieter Manuputty dan massa M1R di RS Premier Surabaya.
Lisa Kainama, istri mendiang Pieter Manuputty mengaku menerima maaf dari RS Premier Surabaya. Ia mengikhlaskan kepergian suaminya. Meski demikian, rasa kecewa terhadap kinerja RS Premier, tidak bisa disembunyikan olehnya. Ia kembali mengenang saat membawa suaminya yang ke RS tersebut. Ia mencurahkan perasaannya saat ditolak oleh rumah sakit. Padahal suaminya sedang kritis.
"Suami saya dalam kondisi saturasi 60 persen. Saya sudah sampaikan ke perawat. Seharusnya bisa ditangani sementara kemudian dirujuk dengan ambulance atau apa. Itu hanya satu perawat yang datangi saya. Tidak lama keluar lagi meminta maaf menyampaikan tidak bisa ditangani," kata Lisa.
Lisa berharap, apa yang dialami suaminya menjadi pelajaran. Jangan sampai terulang. Baik di RS Premier, maupun di RS lainnya."Semua rumah sakit harus maksimal melayani masyarakat demi kemanusiaan. mengedapankan penyelamatan pasien," katanya.
Kapolsek Sukolilo Kompol M Sholeh juga turut hadir. Ia mengamankan dan menyaksikan permintaan maaf RS Premier. Ia ingin memastikan kepentingan kedua belah pihak terpenuhi.
"Kami bertugas menjaga kondusifitas selama proses mediasi dilakukan. Alhamdulillah, para pihak telah bersepakat. Niat baik pihak keluarga almarhum agar ini menjadi pembelajaran rumah sakit agar optimal melayani masyarakat terutama kepentingan kemanusiaan," ujar Sholeh. (*)