Dianggap Menunggak Pajak, Beyonce Beralasan Uangnya untuk Amal

LOS ANGELES, Harian Disway - Beyonce sedang kesal. Penyanyi yang sekali tampil mendapat bayaran minimal USD 5 juta itu (setara Rp 73,4 miliar) dituduh menunggak pajak. Internal Revenue Service (semacam Badan Penerimaan Pajak Negara di AS), mengirim teguran. Bahwa Beyonce belum membayar pajak sebesar total USD 2,69 juta (atau sekitar Rp 40 miliar) sepanjang 2018-2019.

Pelantun Single Ladies (Put a Ring on It) tersebut mengirim nota keberatan. Sebab, jumlah tunggakan dia nilai tak masuk akal. Rinciannya, Beyonce disebut mengutang pajak sebesar USD 805 ribu (sekitar Rp 11,8 miliar) pada 2018. Serta USD 1,4 juta (setara dengan Rp 21,2 miliar) pada tahun berikutnya. Sebagai tambahan, ada denda USD 449 ribu, atau sekitar Rp 6,6 miliar, yang juga harus dibayar.

’’Kami bekerja sama dengan IRS untuk menjelaskan permasalahan ini. Semoga bisa dalam waktu dekat,’’ ungkap Michael C. Cohen, pengacara Beyonce, kepada People. Pihak Beyonce meminta digelar sidang di Los Angeles. Namun waktunya belum ditentukan.

Musisi yang memegang rekor sebagai peraih Grammy terbanyak (32 piala) itu memperdebatkan USD 868 ribu (sekitar Rp 12,7 miliar) dari total tagihan IRS. Alasannya, Beyonce menyalurkan dana sejumlah itu untuk amal. Harusnya, itu bisa menjadi faktor pengurang pajak. Nota keberatan Beyonce juga menyatakan, kalau ada kekurangan pajak, harusnya dia tidak perlu bayar. ’’Karena tindakan Beyonce sangat beralasan, dan untuk tujuan baik,’’ nota itu menyebut.

Beyonce, yang merupakan istri musisi Jay-Z, memang menjadi penyandang dana utama beberapa badan amal. Salah satunya adalah Yayasan BeyGOOD, yang dia dirikan pada 2013. Lembaga nirlaba itu menangani isu-isu ketimpangan ekonomi, mendukung komunitas marjinal, menyediakan pendidikan dan meningkatkan kewirausahaan, dan sebagainya.

Tahun lalu, Forbes memperkirakan kekayaan Beyonce mencapai USD 450 juta. Atau setara dengan Rp 6,6 triliun. Sebenarnya, bukan masalah bagi dia untuk membayar tunggakan pajak. Namun, kalau bisa tidak membayar, kenapa harus membayar? Hehe… (*)