Penguasa Filipina sekarang, Marcos Junior, adalah anak Ferdinand Marcos. Anak Presiden Qory Aquino, Benigno III, juga mengikuti jejak ibunya. Ayah- anak, Diasdado Macapagal dan Gloria Macapagal, juga pernah merasakan jadi presiden. Lalu, ada Duterte yang baru selesai jadi presiden. Sekarang anaknya, Sara Duterte, sudah duduk di kursi wakil presiden.
Indonesia di masa depan pun tak jauh dari apa yang terjadi Filipina itu.
Selain klan Soekarno, SBY, dan Soeharto, akan muncul klan Jokowi. Anak dan menantu Jokowi sudah masuk ke pusaran kekuasaan.
Kembali ke ”jumpa darat” Puan dan AHY. Keduanya bakal mewarnai panggung politik Indonesia ke depan. Saat ini, walaupun punya partai dan nama besar, keduanya belum mencapai puncak. Elektoral mereka masih rendah. PDIP sudah mencalonkan Ganjar Pranowo. AHY di bawah bayang-bayang Anies Baswedan.
Kalau pertemuan mereka sekadar gimmick politik, hasilnya juga akan jadi gimmick. Hasilnya pun tetap minyak dan air yang tetap terpisah.
Kalau pertemuan serius untuk melupakan beban sejarah orang tua mereka, keduanya bisa kerja sama. Bisa berkoalisi. Apa mungkin?
Sekarang sih tidak, siapa tahu di masa depan. (*)