JAKARTA, HARIAN DISWAY - Perserikatan Nasional Indonesia, dibentuk oleh Ir. Soekarno dan dr. Tjipto Mangunkusumo di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927. Setelah didirikan, PNI banyak diisi oleh para tokoh bangsa dan juga anggota Algemeene Studie Club (ASC).
Pada tahun 1928 nama Perserikatan Nasional Indonesia diubah menjadi Partai Nasional Indonesia yang bertahan hingga peleburannya bersama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1973.
Presiden Soekarno menyampaikan sambutannya pada malam pembukaan kongres Partai Nasional Indonesia (PNI) tanggal 18 Desember 1954 di Bandung.-khastara.perpusnas.go.id-
Pembentukan PNI dilatarbelakangi gagasan untuk tidak bekerja sama dengan Pemerintah Hindia Belanda. Tujuannya pun untuk membentuk ekonomi dan politik yang mandiri.
Pemikiran Marhaenis yang dicetus oleh Bung Karno sangat berbanding lurus dengan keadaan ketika itu. Marhaenisme sendiri memiliki makna menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Lahirnya PNI menandakan sebuah tonggak kebangkitan awal ideologi marhaenis.
Pada Desember 1929, PNI memiliki 10.000 anggota. Hal itu membuat Pemerintah Hindia Belanda berpikir bahwa pemikiran nasionalisme yang diajarkan dalam PNI berbahaya bagi kedaulatan Hindia Belanda.
Kekhawatiran pemerintah saat itu yang menyebabkan Soekarno dan beberapa tokoh penting lainnya ditangkap pada 18 Agustus 1930 dan dijebloskan di penjara Sukamiskin. Selama masa pengadilan, Soekarno menulis pidato bertajuk Indonesia Menggugat dan membacakannya di depan pengadilan.
BACA JUGA:Mengenang Tragedi Korsel-Korut di Pengujung Juni 1950
BACA JUGA:Sejarah Tari Topeng Sidakarya oleh I Nyoman Arjawa
Pada 25 April 1931, PNI sempat melakukan pergantian kepemimpinan dari Ir. Soekarno menjadi Mr. RM Sartono. Di masa kepemimpinan Mr. Sartono ini PNI dibubarkan dan dia membentuk Partindo (Partai Indonesia) yang berakibat protes besar dari para anggota PNI.
Para anggota yang tidak setuju atas pembubaran PNI tersebut membentuk Pendidikan Nasional Indonesia atau yang dikenal sebagai PNI Baru dengan Moh. Hatta sebagai ketua.
Suasana kampanye pemilihan Dewan Konstituante dan DPR pada pemilu 1955.-KPU Kabupaten Supiori-
PNI memiliki kiprah yang gemilang pada masa kekuasaan Presiden Soekarno sekitar tahun 1950-an. Kemenangan besar atas Pemilu 1955 membuat 119 anggota PNI berhasil menduduki kursi Anggota Konstituante dan 57 anggota lainnya merebut kursi DPR.
Perjalanan PNI sebagai partai besar terhenti pada tahun 1973 pada masa Orde Baru. Ketika itu Presiden Soeharto mengeluarkan peraturan peleburan partai politik di Indonesia. PNI dilebur secara paksa dengan 4 partai lainnya menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI). (Rafif Rayhaan R)