Rilis Besok! Ini 5 Lagu Paling Nyesek di Album Speak Now (Taylor’s Version)

Kamis 06-07-2023,15:24 WIB
Reporter : Vraza Cecilia
Editor : Retna Christa

HARIAN DISWAY – Jumat, 7 Juli 2023, bakal menjadi hari spesial bagi penggemar Taylor Swift. Yang di Asia, itu adalah hari penjualan umum (general sales) tiket konser The Eras Tour di Singapura. Buat Swifties secara umum, itu adalah hari rilis album Speak Now (Taylor’s Version).

Itu adalah hasil perekaman ulang dari album Speak Now yang dirilis pada 2010 lalu. Dengan enam lagu tambahan yang tidak ada di versi orisinal, Speak Now (Taylor’s Version) sukses meningkatkan antusiasme fans dan orang awam.

Sejak diluncurkan, fans menyebut bahwa Speak Now merupakan salah satu album terbaik Taylor Swift. Penyanyi 33 tahun itu menulis sendiri semua lagu dalam album tersebut. Sehingga semua komposisinya terasa lebih personal.

BACA JUGA: Taylor Swift Akan Rilis Speak Now (Taylor’s Version) pada 7 Juli 2023

Lagu-lagu itu, sudah pasti akan nongol lagi dalam versi baru. Nah, berikut 5 lagu paling menyayat hati dari album tersebut.

Back To December

Lagu bergenre ballad ini menceritakan penyesalan Taylor Swift. Karena telah menyakiti hati dan meninggalkan seseorang yang begitu mencintainya. Back to December juga menjadi lagu pertama Taylor Swift yang bertemakan permintaan maaf. Berkebalikan dari beberapa hits sebelumnya yang berkisah tentang sakit hati. Di lagu ini, Taylor Swift mengekspresikan betapa ingin dia kembali ke bulan Desember. Memperbaiki kesalahan dia, dan mengubah jalan hubungan mereka. Namun, itu semua sudah terlambat, dan yang tersisa hanyalah penyesalan. Duh, ikut mewek.

Last Kiss



Last Kiss bercerita tentang perasaan kosong dan menyedihkan setelah putus cinta. Taylor Swift membahas bagaimana rasanya merindukan seseorang yang sudah mengakhiri hubungan dengan kita. Dan betapa kita sesungguhnya belum siap untuk melepaskan orang itu. Sehingga kita terus teringat tentangnya. Ketidaksiapan itu dideskripsikan oleh Taylor Swift dengan ciamik dalam bait bridge yang berbunyi, ’’So I’ll watch your life in pictures like I used to watch you sleep, and I feel you forget me like I used to feel you breathe”. Sedih banget, ya?

BACA JUGA: Kejutkan Fans, Taylor Swift Nyanyikan Haunted dan I Almost Do di Eras Tour Detroit

Never Grow Up

Berbeda dengan dua lagu yang sudah disebutkan di atas, Never Grow Up mengisahkan tentang bagaimana Taylor Swift tidak siap menjadi dewasa. Taylor, yang waktu lagu itu dirilis berusia 20 tahun, tidak ingin pindah dari rumah orang tua. Dia ingin terus menjadi anak kecil yang hidupnya tidak ruwet.

BACA JUGA: Setlist Konser Taylor Swift di The Eras Tour, 3,5 Jam Nyanyikan 44 Lagu

Dia merindukan masa-masa ketika belum mengenal kejamnya dunia. Fakta bahwa hampir semua orang pernah merasa seperti itu, membuat Never Grow Up berkali-kali lipat lebih sedih daripada yang seharusnya. Taylor Swift betul-betul berhasil mendeskripsikan perasaan cemas orang-orang yang sedang beranjak dewasa.

The Story Of Us



Jangan tertipu dengan nada lagunya yang enerjik. Jika liriknya diperhatikan lebih detail, The Story of Us ternyata nyesek banget. Lagu ini menceritakan tentang dua orang yang sudah putus, tetapi masih saling sayang. Suatu hari, mereka bertemu lagi dalam suasana yang sangat canggung.

Sebagai narator, Taylor Swift menceritakan bagaimana dia sebenarnya ingin ngobrol dengan sang mantan. Tetapi gagal, karena dia terlalu takut. Ketika putus, situasi di antara mereka dipenuhi kesalahpahaman. Dan dia ingin meluruskan semuanya. Namun, pada akhirnya itu semua tidak sempat terungkap. Karena keduanya sibuk pura-pura tidak menyadari keberadaan satu sama lain. Hayo, siapa yang merasa related?

Dear John

Kategori :