Dua payung berdiri di bagian depan. Meja berisi perlengkapan sesaji di sebelah kanan. Di atap ruangan, terdapat kain berwarna merah dan putih. Saling menyilang membentuk untaian yang estetik.
Ageng menunjuk pintu Balai Raja Dani yang tertutup. "Di sana tersimpan topeng Gajah Mada serta beberapa pusaka dari Kerajaan Blambangan," ungkap perempuan 57 tahun itu.
Mitos yang beredar menyebutkan bahwa topeng Gajah Mada memiliki kekuatan mistik. Mampu berpindah-pindah tempat secara tiba-tiba, juga bisa berubah warna. Betulkah? "Kalau berpindah tempat itu tidak benar. Kalau berubah warna memang betul. Kadang terlihat pucat, kadang berwarna merah," ujarnya.
Foto mendiang I Gusti Ngurah Djelantik XXIV, dengan pin yang tersemat di ulu hati. -Julian Romadhon-
Namun, topeng tersebut tak dapat dilihat. Apalagi difoto. Karena, topeng Gajah Mada hanya akan dikeluarkan saat upacara besar. "Harus diupacarai dulu. Baru boleh ditampilkan. Karena sifatnya sakral," ujar sulung lima bersaudara itu.
Sejarahnya, benda-benda suci itu didapat ketika I Gusti Ngurah Panji Sakti dari Kerajaan Buleleng menyerang Kerajaan Blambangan di Jawa Timur. Terjadi pertempuran besar yang dimenangkan oleh Panji Sakti. Sebagai pemenang perang, benda-benda suci dari Kerajaan Blambangan dibawa ke Buleleng. Hingga berpindah ke Puri Ageng Blahbatuh.
"Jadi di dalam Balai Raja Dani ini, selain topeng Gajah Mada juga terdapat gong gamelan Jawa, kulkul atau kentongan, wayang-wayang Jawa, serta berbagai pusaka suci," ungkapnya. Setiap hari sesaji diberikan di depan ruang Balai Raja Dani itu. Sebagai penghormatan atas peninggalan leluhur Bali dan Jawa. (Guruh Dimas N)