Ketika anak itu diumumkan sebagai menteri pemuda dan olahraga kira-kira 3 bulan yang lalu, publik bertanya-tanya apa prestasi anak ini sampai Jokowi mau mengangkatnya sebagai menteri. Banyak yang salut karena Dito menjadi menteri termuda di kabinet Jokowi. Namun, ketika kasus suap itu terungkap, banyak yang kecewa ternyata ada kemungkinan anak itu menjadi bagian dari markus kelas kakap.
Sebelum menjadi menteri, Dito adalah staf khusus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Sangat mungkin ia menerima sogok dalam kapasitasnya sebagai staf khusus menteri. Kalau dugaan itu benar, harus diusut sampai tuntas ke mana uang tersebut mengalir.
Sangat disayangkan, anak muda ini sudah begitu berani bermain-main api dengan jumlah uang puluhan miliar rupiah. Kasus itu bisa mencorang reputasi Jokowi yang tidak teliti melihat rekam jejak calon menteri sehingga berpotensi memecahkan rekor sebagai menteri termuda yang masuk penjara karena korupsi. Bisa juga ia masuk rekor Muri sebagai menteri dengan jabatan terpendek yang masuk penjara.
Aliran duit korupsi Rp 8 triliun harus diusut tuntas. Kalau ada nama-nama politikus parpol yang terlibat, harus diungkap secara jelas. Kalau ada elite-elite pengusaha rente yang kerjanya menggarong proyek negara, juga harus diungkap.
Aliran uang suap Rp 243 miliar juga harus dibongkar total. Kalau ada anggota BPK yang menerima uang tutup mulut, ia harus dihukum berat karena menjadi tikus yang menggerogoti rumah. Oknum kejaksaan yang menjadi markus menerima uang sogok harus dihukum sangat berat. Jangan terulang kasus Pinangki Nirmalasari yang menjadi markus dan dijatuhi hukuman kelas bulu. Entah kapan dia dipenjara, tahu-tahu sudah bebas.
Aliran suap kepada anggota Komisi I DPR RI juga kudu dibongkar. Dua tenaga ahli DPR yang mendadak menghilang harus dicari sampai ketemu. Dua anak itu diduga menjadi markus yang menghubungkan anggota DPR dengan para pencoleng proyek BTS.
Dua anak yang buron itu harus ditemukan. Jangan sampai ada Harun Masiku part two. Kejaksaan Agung harus memberantas tuntas kasus tersebut untuk membuktikan bahwa penangkapan Johnny G. Plate tidak bermotif politik. (*)