Topan Khanun Ganggu Penerbangan hingga Tewaskan Satu Lansia di Okinawa

Rabu 02-08-2023,20:28 WIB
Reporter : Rachmaddani Rizki Saputra
Editor : Yusuf Ridho

HARIAN DISWAY – Jepang mengalami suhu panas yang menyengat pada paruh akhir Juli 2023. Kali ini, pekan awal Agustus, prefektur di Jepang dikejutkan dengan badai yang melanda wilayah pesisir.

Badai yang dikenal dengan Topan Khanun itu telah mengganggu layanan penerbangan di Jepang. Akibatnya, lebih dari 200 maskapai membatalkan penerbangan .

BACA JUGA:Rekor Suhu Panas, Warga Amerika-Eropa-Tiongkok seperti Terpanggang

Dalam keterangan yang dirilis Japan Airlines, setidaknya 67 penerbangan menuju Prefektur Okinawa dan Kagoshima dibatalkan. Maskapai All Nippon Airways juga disebut telah membatalkan 73 penerbangan dengan tujuan yang sama.

Beberapa gedung terminal pun diketahui telah menutup aksesibilitasnya sebagai langkah pencegahan terhadap bertambahnya korban dari badai mengerikan tersebut.

Sebelumnya, Senin siang, 31 Juli 2023, Badan Meteorologi Jepang menginformasikan bahwa Topan Khanun bergerak melintasi laut selatan Jepang menuju barat laut dengan kecepatan 15 kilometes per jam.

Kini topan yang memiliki tekanan atmosfer sebesar 960 hectopascal dengan kecepatan angin hingga 144 kilometer per jam itu mendadak berubah hingga 198 kilometer per jam.

BACA JUGA:Kepala BMKG: Bumi Semakin Panas Dalam 8 Tahun Terakhir

Selain itu, dalam keterangannya, diperkirakan topan tersebut terus bergerak ke utara sembari mengembang secara bertahap hingga mencapai posisi terdekat dengan wilayah Okinawa dan Anami.

Pada Selasa, 1 Agustus 2023, sekitar pukul 22.15 waktu setempat, seorang pria berusia 90 tahun bernama Yoshihiro Sakiyama ditemukan tewas. Ia terjepit di bawah garasi yang runtuh akibat gerakan dari Topan Khanun yang mendekati Pulau Okinawa. 

Selain mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan materi, menurut pemerintah setempat, setidaknya 13 orang di tujuh kota, termasuk Okinawa dan Nago, mengalami luka ringan dan luka berat.

Para pejabat Badan Meteorologi Jepang pun memperingatkan penduduk akan kesigapan dalam menghadapi angin kencang, gelombang tinggi, dan tanah longsor serta banjir di dataran rendah dengan berlindung di bangunan yang kokoh. (*)

Kategori :