Sekitar 1 kilometer dari belokan Simatupang–Antasari, lalu lintas tersendat. Di depan motor Sultan ada mobil SUV yang berjalan sangat pelan. Ternyata di depan SUV itu, di tengah jalan, ada kabel melintang, menggulung mencuat ke atas. Mobil pun menghindari kabel.
Setelah mobil lolos dari dari kabel, kecepatan ditambah. Ternyata, sopir mobil tidak menyadari, bahwa masih ada kabel lain yang tersangkut di atap mobil itu. Mobil tetap jalan. Kabel tertarik mobil. Molor. Sampai beberapa meter.
Mendadak, jeratan kabel terlepas. Berayun sangat cepat.
Kabel mengibas cepat ke arah Sultan. Kena. Sultan terlempar dari motornya, langsung pingsan di tengah jalan.
Ada saksi, sopir ojek online berada di dekat Sultan, bernama Adit. Deskripsi kejadian itu diceritakan Adit kepada ayah Sultan, Alfatih, saat mereka bertemu di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, tempat awal Sultan dirawat.
Alfatih menceritakan, saat jatuh, Sultan masih mengenakan helm. Sultan memegangi leher, kelihatan kesakitan sampai berguling-guling di aspal.
Alfatih: ”Adit membantu, membuka helm Sultan. Setelah helm terbuka, ada darah nyemprot dari leher anak saya. Adit jadi ketakutan, mundur menjauh.”
Tapi, tak ada yang menolong Sultan. Rombongannya berjalan di depan, tidak tahu bahwa Sultan kecelakaan. Maka, Adit yang dibantu seorang ibu memboyong Sultan, memasukkannya ke mobil. Adit dilarikan ke RS Fatmawati.
Hasil pemeriksaan dokter, batang tenggorok Sultan luka parah. Lima belas hari Sultan dirawat di sana. Lukanya sembuh, tapi Sultan tak bisa bicara. Tidak bisa menelan makanan. Bahkan, tidak bisa menelan air liur. Bernapas lewat alat bantu pernapasan.
Makanan masuk berbentuk cairan yang disalurkan lewat slang plastik, langsung melewati batang tenggorok. Slang harus diganti tiap hari, menghindari bakteri.
Kondisi itu dialami Sultan sampai sekarang. Ia pun bisu. Berkomunikasi dengan keluarga, juga teman-teman penjenguk, melalui bahasa isyarat. Kadang melalui pesan WhatsApp.
Teman-teman kuliah Sultan dari Malang berdatangan silih berganti, sekadar menjenguk, memberikan semangat hidup. ”Dari Malang mereka datang ke sini menyemangati anak saya. Saya terharu melihat mereka,” ujar Alfatih.
Mei 2023 kondisi tenggorok Sultan kambuh. Tenggorokan berdarah. Ia masuk rumah sakit lagi. Dirawat lagi.
Terbaru, Sultan dibantu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sultan dibawa di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 3 Agustus 2023, untuk dirawat lanjut.
Sultan menulis surat buat Presiden Jokowi dan Menko Polhukam Mahfud MD. Isinya memelas. Menceritakan kondisinya sekarang. Ia juga minta kondisi kabel-kabel di Jakarta dibenahi. Minta dibantu keadilan dalam perkara itu.
Kabel yang menjepret Sultan adalah kabel fiber optik. Dari menara BTS PT Bali Towerindo. Beberapa hari lalu perwakilan PT Bali Towerindo mendatangi keluarga Sultan, lalu hendak memberikan ganti rugi Rp 2 miliar. Tapi, Alfatih menolak. Sebab, caranya tidak sopan.