Daniel Mananta Temukan Toilet Netral di Sekolah Internasional

Senin 07-08-2023,15:27 WIB
Reporter : Nadia Zalikha
Editor : Noor Arief Prasetyo

JAKARTA, HARIAN DISWAY- Baru–baru ini, jagad hiburan dunia maya dihebohkan oleh potongan podcast Daniel Mananta tentang pengalamannya. Itu dikatakan Daniel dalam podcast selama ± 2 jam bersama Quraish Shihab. Mereka membahas kejadian saat berkunjung ke sekolah anaknya untuk assessment. 

Betapa terkejutnya Daniel Mananta saat menemukan toilet bertuliskan gender netral di sekolah internasional kawasan Jabodetabek. Jenis toilet tersebut secara tidak langsung menunjukkan sekolah mendukung adanya kegiatan woke. Agenda yang tengah menjadi budaya western.

BACA JUGA:Daniel Mananta Kunjungi UAS

Diketahui, Woke agenda sendiri adalah sebuah pergerakan atau agenda untuk menormalisasikan perasaan setiap individu di mana identitas seseorang ditentukan oleh apa yang mereka rasakan.

“Misalnya, identitas lu adalah adalah apa yang sedang lu rasakan, gitu. Kalau misalnya lu merasa sebagai seorang perempuan, ya berarti identitas lu adalah seorang perempuan,” tutur Daniel.

Permasalahan toilet gender netral menjadi buah bibir masyarakat. Ada yang mendukung dan juga ada yang kontra. Namun kebanyakan mendukung pendapat Daniel karena toilet gender netral ini hanya untuk memfasilitasi LGBT saja.

Tapi ada juga yang kontra dan menyebutkan toilet gender netral ini bisa untuk anak–anak yang di-bully oleh sesama sehingga takut pergi ke toilet. Mereka yang takut ini bisa pergi ke toilet tersebut. 

Sekolah juga sudah melakukan klarifikasi mengenai permasalahan ini. Ini diungkapkan oleh Daniel saat  diwawancarai oleh TV ONE. “Sekolah tidak akan pernah mengajarkan apa yang benar dan apa yang salah dalam hal identitas atau dalam hal feeling yang mereka rasakan. Justru kita mendorong mereka untuk lebih mengexplore feeling yang mereka punya  apabila mereka suka dengan sesama jenis serta tidak akan menghakimi, Apapun yang dikatakan kepada gurunya itu adalah hak buat si anak tersebut yang tidak akan dibagikan ke orang tuanya. Terbentuknya budaya woke agenda memiliki tujuan  ingin memberikan kebenaran kepada anak kecil, Tapi menurut saya hal ini sudah mulai kacau atau salah,” tutur Daniel Mananta. 

Klarifikasi yang disampaikan sekolah, tidak membuatnya merasa lega . Daniel juga mengungkapkan contoh ekstrem di Amerika, ada beberepa anak kecil memutilasi diri mereka dan memotong dada mereka. It’s okey feeling kamu menentukan identitasmu, sehingga tidak ada kebenaran Tuhan  yang menentukan gendermu,” tutur Daniel Mananta. 

Hebohnya isu ini menjadikan Daniel Mananta bersyukur karena dengan hal ini orang tua bisa lebih selektif dalam memilih sekolah untuk anaknya. Termasuk orang tua tidak sepenuhnya memberikan kepercayaan penuh kepada sekolah.  (*) 

Kategori :