Teroris yang Penjahit Akan Sasar Polisi

Selasa 08-08-2023,17:14 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Lima terduga teroris ditangkap Densus 88 sepekan terakhir. Salah satunya, Supri, penjahit di Dusun Sanggarahan, Desa Trayu, Banyudono, Boyolali, Jateng. Ia ternyata perakit bom bunuh diri Agus Sujatno di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, 7 Desember 2022.

MENGHERANKAN, Supri ternyata tamatan SMP. Rumahnya di dusun itu berupa gubuk ukuran sekitar 5 x 7 meter. Sehari-hari ia menerima pesanan jahitan warga sekitar. Anaknya tiga. 

Padahal, bom di Mapolsek Astana Anyar berdaya ledak tinggi. Tubuh pengebom hancur, kecil-kecil, terlempar belasan meter.

Supri ditangkap tim Densus 88 Selasa, 1 Agustus 2023, pukul 16.00 WIB di Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Boyolali. Di jalan, bukan di rumahnya. Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombespol Aswin kepada pers mengatakan seperti ini.

”Tersangka S berlatih membuat switching bomb sejak 2010, dilatih Saudara Sogir. Sedangkan Saudara Sogir dilatih membuat bom oleh dr Azahari (teroris asal Malaysia yang ditembak mati, melalui perang, di Kota Batu, Malang, Jatim, 2005). Jadi, ini warisan Azahari.”

Sogir adalah terpidana kasus terorisme, pengebom Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia di Jakarta, 2004. Jadi, antarteroris saling terkait dalam beberapa jaringan.

Kepala Biro Penmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Jumat, 4 Agustus 2023, mengatakan, ”S (Supri) sudah tersangka. Setelah tim Densus 88 menangkap Supri, kemudian menangkap pula empat tersangka teroris lain di Boyolali dan Sukoharjo, Solo.”

Ramadhan: ”Tersangka S biasa merakit bom di rumahnya di Dusun Sanggarahan itu. Dari rumahnya, kami temukan senjata samurai, panci presto untuk membuat bom, sepeda motor.”

Panci presto sudah diteliti. Sama dengan serpihan kontainer dan kaca bom di Mapolsek Astana Anyar, Bandung. Dengan begitu, pengeboman Astana Anyar sudah terungkap.

Saat penggeledahan rumah tersangka Supri, Kepala Dusun Sanggarahan Slamet Maryadi dilibatkan polisi selaku kepala wilayah dusun. 

Slamet memerinci barang yang disita polisi dari rumah Supri: ”Ada ember, terus panci presto, samurai, terus barang-barang elektronik. Tersangka sehari-hari tukang jahit. Tapi, tidak pernah bergaul dengan tetangga.”

Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi yang dipercaya membantu Polri mengungkap jaringan terorisme menceritakan seperti ini.

”Nama Supri awalnya terendus penyidik dari identifikasi motor yang dipakai oleh alm Agus Sujatno alias Agus Muslim (pengebom bunuh diri Mapolsek Astana Anyar). Motor itu dulu dipakai Agus bersama tersangka S (Supri) di Ciamis, Jabar, beberapa hari sebelum terjadi bom bunuh diri.”

Bahrawi menjelaskan, dari pengakuan Supri ke polisi, terungkap bahwa bom Astana Anyar memang dibuat S. Dan, S menyerahkan sendiri paket bom itu dalam keadaan semi terurai kepada alm Agus di Boyolali.

Bahrawi: ”Tersangka S juga buka lembaga pendidikan agama untuk merekrut calon pengantin atau pelaku bom bunuh diri.”

Kategori :