Perkembangan dunia teknologi digital melesat. Terutama setelah pemanfaatan artificial intelligence (AI) yang makin mudah. Di tengah dunia itulah, Gerakan Pramuka dituntut untuk adaptif supaya tak lagi dilekatkan dengan stigma kuno.
---
Presiden Joko Widodo ikut senang para anggota Gerakan Pramuka mulai merambah dunia teknologi digital. Ada pelatihan membuat website hingga bermain e-sport. Itu disampaikan kepada seluruh peserta Jambore Nasional Pramuka di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka, Cibubur, tahun lalu.
Rupanya, pujian Jokowi pun dijadikan pijakan untuk menggelar kegiatan berskala nasional tahun ini. Salah satunya Raimuna Nasional XII 2023 yang berlangsung hari ini hingga 21 Agustus nanti.
”Akan jadi Pramuka Raimuna paling modern. Jadi ini gebrakan baru dari Kwarnas Pramuka dan semoga anak-anak muda se-Indonesia ini kembali semangat untuk ber-Pramuka,” tutur Menpora Dito Ariotedjo usai menerima kunjungan Ketua Kwarnas Budi Waseso di Istana Negara pada Juli lalu.
BACA JUGA:HUT ke-62 Gerakan Pramuka, Perbesar Peran Kwartir dan Kurangi Dominasi Sekolah
Ketua Harian Kwarda Jawa Timur Suyatno menegaskan bahwa Gerakan Pramuka tak boleh lepas dari dunia digital. Kegiatan Pramuka yang berbasis alam justru tidak berlawanan dengan dunia digital. ”Karena keduanya sama-sama alam terbuka. Jadi cuma medium,” katanya saat ditemui, Minggu, 13 Agustus 2023.
Bahwa para anggota Pramuka harus siap sedia menghadapi keadaan di segala zaman. Sebab, tujuan berpramuka ialah menjadi warga negara yang baik. Salah satu syaratnya sekarang wajib tanggap dunia maya.
Bagaimanapun, kata Yatno, kegiatan Pramuka tak boleh kaku dan ortodoks. Sebaiknya bisa lebih inovatif memanfaatkan teknologi dalam tiap kegiatan. “Misalnya jelajah hutan, ya belajar memanfaatkan gejala alam dan satelit,” tukasnya.
Di Kwarcab Surabaya, pemanfaatan teknologi digital merupakan salah satu trik para pembina. Agar kegiatan Pramuka tidak monoton. Sekaligus menggairahkan semangat generasi Z untuk ikut bergabung.
Seperti yang dilakukan oleh salah satu pembina Pramuka di Surabaya, Arif Prasetiyo Utomo. Katanya, pemanfaatan teknologi tidak bisa ditinggalkan. Bahkan sangat relevan dengan kegiatan Pramuka yang identik dengan kegiatan outdoor.
Ketua Kwarda Parmuka Jatim Arum Sabil-Humas Pramuka Jatim-
Contohnya, saat memberikan materi kewirausahaan kepada anggota Pramuka di tingkatan SMA. Arif mengajak anak didiknya membuat konten untuk mempromosikan usahanya. ”Ada juga mengerjakan tugas kelompok dengan menggunakan google docs. Bisa bekerja beramai-ramai tanpa ketemu langsung,” terang pembina Pramuka di SMAN 11 Surabaya ini.
Pemanfaatan teknologi dalam Pramuka lebih banyak diterapkan pada tingkatan SMP dan SMA. Ini untuk mempersiapkan mereka juga di dunia kerja nanti. Yang penting, kata Arif, pemanfaatan teknologi tidak lepas dari tujuan Pramuka. ”Bisa melatih kedisiplinan mereka, ketangkasan mereka, kreativitas mereka,” papar Arif.
Ada juga program Jota alias jamboree on the air dan Joti alias jamboree on the internet. Yang satu ini sering digelar sejak pandemi Covid-19 merebak. Jambore tetap dihelat meski secara online.