Evolusi Pria Kucir Kuda

Rabu 30-08-2023,14:43 WIB
Reporter : Max Wangge
Editor : Max Wangge

MENJELANG 2022/2023, pentas sepak bola Inggris menandai dua pria berkucir kuda. Pria yang satu merumput untuk Manchester City. Pria lainnya membela panji Liverpool. Atensi terhadap dua pria berkucir kuda itu memang sangat intens. Sebab, pada musim 2021/2022, Manchester City dan Liverpool hanya terpaut satu angka. Jadi, siapakah yang paling moncer di antara Erling Haaland atau Darwin Nunez?

Komparasi itu dilakukan karena dua striker karismatik itu dibeli dengan harga supermahal dan langsung berperan sebagai protagonis Liga Premier. Dua striker tersebut memang mendominasi iklan papan reklame Sky Sports, tulisan di surat kabar, dan debat pub atau debat warung kopi. 

Hasilnya, pertarungan itu sudah sangat jelas. Haaland mengoleksi 52 gol. Darwin Nunez 15 gol. City meraih treble. Liverpool nirgelar. Agennya di Uruguay hanya bisa geleng-geleng kepala. Analis bola di Portugal yang biasanya mengulas Benfica mengatakan, Darwin Nunez sama sekali tidak berkembang bersama timnya. 

Mungkin momen paling berkesan di musim pertama Nunez adalah kartu merah sembrono yang diterimanya dalam debut kandangnya melawan Crystal Palace setahun lalu. Larangan tiga pertandingan serta tahun yang membuat frustrasi karena cedera dan penyelesaian akhir yang buruk menyusul kemudian.

Namun, kini Nunez punya momen baru yang tak terlupakan di Liverpool. Setelah masuk dari bangku cadangan untuk cameo selama 15 menit dengan timnya tertinggal satu gol dan seorang pemain tertinggal di Newcastle, sang striker mencetak dua gol smash-and-grab untuk mengamankan tiga poin. Benar-benar fenomenal dan monumental. 

Nunez merayakan brace-nya dengan menutup telinga –menutup kritik. Fans Liverpool yang datang ke Stadion St James Park di Inggris Timur Laut  meneriakkan secara kolosal ”Darwin, Darwin, Darwin”. Salah satu pendukung tandang yang gembira mengatakan kepada Mail Sport, ”Ini adalah perasaan paling heboh yang saya rasakan sejak kami mengalahkan Barcelona di Liga Champions.”

Dua gol tersebut merupakan alasan yang cukup, tetapi fakta bahwa keduanya merupakan penyelesaian akhir yang luar biasa menambah perasaan bahwa itu bisa menjadi momen yang mengangkat kariernya di Liverpool. Asisten Manajer Pep Lijnders berperan penting dalam perkembangan Nunez, dengan pelatih asal Belanda –yang menguasai berbagai bahasa– terkadang bertindak sebagai penerjemah dan mendampingi sang striker di pramusim untuk menginstruksikannya agar fokus untuk tetap tenang.

BACA JUGA:Bomber Persebaya Paulo Victor Siap Main Setelah Absen Dua Laga

Menurut laporan The Athletic, Nunez merasa terganggu dengan perbandingan Haaland di musim pertamanya dan sering kali menyia-nyiakan peluang. Lijnders menyemangati Nunez untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri dan menyadari bahwa di usianya yang ke-24, ia harus bersabar dalam perkembangannya.

Orang-orang terdekatnya di Liverpool mengatakan, Nunez telah memanfaatkan kekecewaan tahun lalu dengan cara yang positif.

Masalah utama di musim pertamanya adalah rekor penyelesaian akhir yang buruk –gol yang diharapkan (xG) mengharuskan Nunez mencetak lima gol lagi di liga mengingat peluang yang dimilikinya– tetapi yang terpenting adalah kendala bahasa dan tidak cukupnya tugas bertahan di lapangan bola.

Nunez melakukan hal itu selama musim panas serius. Ia mengambil pelajaran bahasa Inggris tambahan. Di internal,  Andy Robertson dengan bercanda memberikan tantangan kepada rekan satu timnya untuk ”menguji bahasa Inggris Darwin” selama perjalanan pramusim ke Singapura.

Meski ia masih kedapatan home sick –ia berjalan-jalan di sekitar hotel mewah Ritz Carlton bersama teman minuman herbal Amerika Selatan– bahasa Inggris Nunez jelas sudah jauh meningkat.

Kiper Alisson Becker sempat menawarkan diri untuk menjadi penerjemah selama wawancara TV pasca pertandingan pada Minggu. ”Terima kasih atas semua dukungannya,” ujar Nunez dalam bahasa Inggris yang sempurna. Setelah mengucapkan kata-kata itu, eks pemain Benfica tersebut malah tertawa terbahak-bahak.

Hanya dengan mengamatinya dalam waktu singkat, terlihat jelas bahwa ia adalah sosok yang ceria dan sangat disukai di ruang ganti –meski terkadang ia menjadi sasaran lelucon para badut sekelas Liverpool.

Kategori :