SURABAYA, HARIAN DISWAY - Masih tampak gagah dan oldies. Stangnya lebar. Tangkinya menonjol dan desainnya sangat maskulin. Motor gede dengan pemilik yang juga gede. Terawat dengan sangat baik. Namun usia tak dapat ditipu. Motor itu umurnya 80 tahun.
Yudira Pasada Lubis (Idoy), empunya, menaiki motor tersebut. Kemudian kaki kanannya menjejak starter. Muncullah suara mesin menderu. Pedal gasnya ditarik dan raungannya semakin keras.
“Masih lancar ini. Saya bawa dari Surabaya ke Jambi juga masih oke,” ujarnya.
Motor itu seperti motor militer. Warnanya hitam. Dalam spakbor bagian depan terdapat papan aluminium bertuliskan angka tahun 1941.
BACA JUGA:Ribut Soal Rangka Motor eSAF Mudah Patah, Kemenhub dan KNKT Terjunkan Tim Investigasi
BACA JUGA:Percepat Konversi, Subsidi Motor Listrik Kini Jadi Rp 10 Juta
“Memang dibuat pada tahun 1941. Sudah tua, ya,” ujar ayah dua anak itu. Kemudian tertawa.
Mereknya: Birmingham Small Arms (BSA) model M20. Motor tersebut dibuat oleh pabrik motor terkemuka di Birmingham, Inggris. Sampai saat ini pabrik tersebut masih eksis.
Pada perang dunia II, BSA memproduksi sekitar 126 ribu unit model M20 untuk digunakan militer Inggris.Memiliki silinder tunggal dengan kapasitas mesin 500cc.
“Dilengkapi dengan lampu Lucas DUI42 8 inci, penutup timing-gear dengan sekrup-in, juga filter untuk tangki bahan bakar,” ujarnya.
Bentuk asli BSA M20, motor keluaran Birmingham, Inggris.-webbs auction portal-https://auctions.webbs.co.nz/m/lot-details/index/catalog/463/lot/111199/1941-BSA-M20-500cc
Sebagai motor militer, terdapat prop berduri panjang yang berdiri di bagian belakang. Idoy memiliki motor tersebut secara turun-temurun. Warisan kakeknya yang merupakan pengurus desa pada zamannya.
“Pemerintah kolonial waktu itu menghibahkan satu BSA M20 di setiap kantor pemerintahan. Untuk kepentingan mobilitas. Sekarang saya yang merawatnya,” ungkapnya.
Sebenarnya, terdapat jenis motor BSA M20 yang diperuntukkan bagi kalangan sipil. Utamanya petinggi pemerintahan daerah.
Namun saat itu motor khusus sipil belum diproduksi, karena baru dirilis tahun 1955. Sehingga kakek Idoy dan jajarannya pada 1941, mendapat jatah motor militer.
BSA M20 berhenti berproduksi pada tahun 1961. Di Indonesia, jumlahnya sangat sedikit. Hanya orang-orang beruntung saja yang memilikinya.
BACA JUGA:Jumlah Motor Konversi Listrik Masih Jauh dari Target
“Sebenarnya dulu banyak. Kolektor-kolektor motor dari luar negeri, utamanya Inggris, banyak membelinya di Indonesia. Harga murah, lalu dijual mahal di sana,” ujar pria 36 tahun itu.
Pada 2015, harga BSA M20 berkisar di rentang harga 10-15 juta. Kini, karena masyarakat mulai sadar bahwa motor tersebut memiliki nilai sejarah, harganya melambung pada kisaran 75-80 juta.
“Apalagi banyak public figure penggila motor yang turut memopulerkannya sebagai barang antik bersejarah,” ungkapnya.
Para public figure itu antara lain Ananda Omesh dan Koko, suami Soimah. Keduanya memang mengoleksi motor-motor kuno. Termasuk BSA M20.
Sebenarnya telah beberapa kali Idoy mendapat tawaran dari pembeli. Namun ia tak menjualnya, karena ia memang penghobi motor, sekaligus berniat menjaga warisan kakeknya.
Tertarik mengoleksi BSA M20? Siap-siap rogoh kocek. (Guruh Dimas Nugraha)