Modifikasi Moge dan Mengoleksi Motor Klasik, Butuh Biaya Mahal

Modifikasi Moge dan Mengoleksi Motor Klasik, Butuh Biaya Mahal

Idoy (tengah) bersama para penghobi motor jadul.-Yudira Pasada Lubis-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Penghobi motor asal Jambi, Yudira Pasada Lubis (Idoy), memiliki koleksi motor jadul yang dulu pernah digunakan militer Inggris era kolonial. Salah satu koleksinya adalah motor Matchless. Motor tersebut juga pernah populer sebagai motor militer Inggris.

Beratnya 25 kilogram. Secara desain, tampak lebih artistik daripada motor lawas lainnya.

“Lebih nyeni ketimbang BSA M20, meski sama-sama produk buatan Inggris,” ungkap alumni Sastra Inggris, Universitas Airlangga itu.

BACA JUGA:Konser Di Bandung, Isyana Sarasvati Naik Moge Keliling Venue

BACA JUGA:Beda Solusi Soal Polusi Udara Jakarta, Jokowi Pindah ke IKN, Budi Ajak Pindah ke Motor Listrik

Matchless mulai dirancang pada tahun 1940. Kemudian diproduksi secara massal pada 1941.

“Ini warisan kakek saya. Bertipe 4-stroke, OHV, silinder tunggal. Kapasitasnya 348 cc,” terangnya.

Dengan kelengkapan tersebut, Matchless memiliki tenaga maksimal 11,8 kw pada putaran 5.600 rpm.


Yudira Pasada Lubis dengan motor Matchless koleksinya.-Yudira Pasada Lubis-

Bagaimana dengan ketersediaan onderdil dan semacamnya? “Memang langka. Kadang-kadang harus dimodifikasi dengan mesin lain. Tapi untuk menjaga keasliannya, saya sering beli lewat online,” ujarnya.

Saat tinggal di Surabaya, Idoy aktif dalam Komunitas Penggemar Motor Udhug Indonesia cabang Surabaya (Pemudi’s).

Namun dua tahun lalu sampai sekarang, ia kembali ke tempat asalnya di Talang Bakung, Jambi, untuk bekerja.

Ia aktif pula dalam kegiatan masyarakat dan bersinergi dengan komunitas motor di sana. Namanya Motor Antique Club Indonesia (MACI).

“Kami sering mengadakan tour bareng dan berbagai kegiatan lainnya. Apalagi acara-acara bernuansa sejarah,” ungkapnya.

Dengan komunitas MACI, Idoy kerap sharing seputar sparepart dan perawatannya. Juga berbagi info niaga motor yg dijual.

Baik di Surabaya maupun Jambi, tiap kali ada event, misalnya parade 10 November di Surabaya, para penggiat atau komunitas-komunitas sejarah kerap menghubunginya.

BACA JUGA:Ayo Konversi Motor BBM ke Motor Listrik, 2024 Ada Jatah 200 Ribu Kendaraan Roda Dua dari Kementerian ESDM

“Biasanya meminjam motor saya, BSA M20 dan Matchless. Untuk digunakan dalam pertunjukan. Kesan lawasnya kan terasa betul. Apalagi bentuk motornya tidak berubah,” ujarnya.

Selain itu, Idoy dan kawan-kawan juga berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bertema cagar budaya. Termasuk pameran.

Biasanya ia mengenalkan jenis motornya, spesifikasi berikut unsur sejarahnya.

“Motor tua juga masuk warisan cagar budaya dalam hal kebendaan. Matchless koleksi saya adalah bagian dari sejarah otomotif masa lalu yang pernah eksis di Indonesia,” ungkapnya.

Idoy juga mengoleksi motor modifikasi. Salah satu motornya menggunakan mesin mobil Mazda B600.

“Istilahnya motor custom. Mesinnya dari mesin mobil Mazda B600, keluaran tahun 60-an yang bentuknya seperti kotak sabun. Mirip mobilnya Mr. Bean,” ujarnya. Kemudian tertawa.

Untuk modifikasi, Idoy menyerahkan sepenuhnya pada duo builder bernama Vicky Blink Custom Garage dan Cak Ndut.

Mereka mengerjakan frame, body, tangki, velg, dan tromolnya. Sedangkan bagian gear box, menggunakan royal and field.


Idoy dan puteranya berpose di belakang motor Mazda B600 custom.-Yudira Pasada Lubis-

Supaya sesuai dengan badannya yang tambun, maka motornya dimodifikasi dengan paduan bentuk sposter harley dan rat bobber. Tampak besar dan gagah.

Proses pengerjaan motor custom Mazda B600 tersebut memakan waktu 2 tahun. Biaya yang dikeluarkan mencapai 35 juta.

Tapi bagi seorang penghobi, biaya berapapun tak masalah. Yang penting kepuasan. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: