SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kekeringan telah menyebar cukup luas di Jawa Timur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat total 27 Kabupaten/kota yang terdampak bencana kekeringan.
“Dari jumlah itu, ada sekitar 500 desa dan kelurahan yang mempunyai potensi kekeringan kritis,” kata Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto saat dihubungi Harian Disway, melalui jaringan telepon, Senin, 4 September 2023. Dari 27 kabupaten yang terdampak, 18 telah menetapkan status tanggap darurat dan siaga darurat kekeringan. Lima kabupaten yang telah menetapkan status tanggap darurat meliputi Pasuruan, Mojokerto, Lumajang, Jember dan Kabupaten Malang. BACA JUGA:Khofifah Salurkan Air Bersih ke Desa-Desa Terdampak Kekeringan di Jatim Sementara kabupaten/kota yang menetapkan siaga darurat meliputi Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Probolinggo. Lalu ada Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi, Kota Batu serta Kabupaten Tulungagung. “Kami sih sekarang lebih fokus ke 18 kabupaten/kota ini,” bebernya.Khofifah saat membagikan air bersih kepada masyarakat yang terdampak kekeringan.-Humas Pemprov Jatim-
Salah satu yang ditangani intens saat ini kata Gatot adalah kabupaten-kabupaten di Pulau Madura yang hampir seluruhnya terdampak kekeringan. Setiap hari BPBD Jatim selalu mengirim air bersih. Per hari dikirim 5 ribu liter. “Air bersih itu dikirim bergiliran ke desa-desa yang terdampak. Pemerintah daerah yang mengatur,” terangnya. Karthutla di Jatim Beberapa daerah di Jatim pun mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Mulai dari Banyuwangi sampai Ngawi. “Semua daerah ini sebagian besar sudah pernah mengalami kebakaran hutan dan lahan. Hanya saja, tidak terlalu besar. Kita sudah berhasil hendel,” terangnya. BACA JUGA:Awas! Daerah-Daerah di Jateng-Jatim ini Alami Bahaya Kekeringan
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak (kiri) saat memaparkan kondisi kebakaran di Gunung Arjuno-Humas Pemprov Jatim- Saat ini, fokus utama BPBD Jatim masih berada di gunung Arjuno. Kebakaran di gunung tersebut masih terus meluas. “Kami selalu melakukan Water Bombing menggunakan helikopter milik BNPB. Kami sebenarnya hanya penunjang,” bebernya. Menurutnya, kebakaran hutan ini terjadi karena keteledoran manusia. Misalnya, membakar sampah tapi tidak dijaga. Akhirnya melebar kemana-mana. Atau dipicu dari kegiatan outdoor. Nyalakan api tapi tidak dipastikan mati sepenuhnya. “Jadi kami menghimbau kepada masyarakat agar lebih teliti. Ketika menyalakan api di luar, pastikan api itu mati secara sempurna. Sehingga, tidak meluas. Apalagi dalam kondisi kekeringan saat ini. Api sangat cepat merambat,” tegasnya.(*)