HARIAN DISWAY - Dari perhelatan Surabaya Fashion Parade 2023 yang berlangsung 7-10 September 2023 lalu, ada nama Aldrie Indrayana. Pemilik brand Aldre by L itu memainkan hal-hal sarkasme ke atas panggung. Tapi ia punya pesan dengan semua itu.
Redup. Sorot lampu Convention Hall Tunjungan Plaza 3 Level 6 mengurangi cahayanya saat model dari Aldrie Indrayana itu memasuki panggung runway. Mulut mereka tertutup kain hitam berbentuk huruf X.
Ada garis hijau yang menyala di antara silangnya dalam gelap. Apa maksudnya ya? “Sebenarnya aku mau ngomong ke semua orang untuk jangan banyak bacot. Mending diem aja gitu,” terang Aldrie usai show. Menjelaskan makna silangan pada mulut modelnya itu.
BACA JUGA: Renungan Pandemi Mewujud Jadi Karya Surabaya Fashion Parade
Disebut sebagai The Worst Collection Ever, Aldrie desainer yang membawa brand Aldre by L itu memamerkan pakaian pria yang beragam. Kemeja dan jas dengan potongan yang regular.
Di atas catwalk, sejumlah model yang memeragakan baju karya Aldrie Indrayana menutup mulut mereka dengan kain hitam berbentuk huruf X. Ada garis hijau yang menyala di antara silang itu. -Sahirol Layeli-
Delapan koleksi di antaranya mengenakan pakaian yang bermotif hewan. Mewakili perasaan hati Aldrie terhadap pelanggan yang kurang bertanggung jawab pada pesanannya.
Seperti t idak membayar, sudah pesan tapi tidak diambil, dan janji palsu tanpa kejelasan selama bertahun-tahun. Tentu jengkel baginya.
Busana berlabel Aldre by L karya Aldrie menjadi salah satu The Show dari 12 brand baru yang diluncurkan dalam Surabaya Fashion Parade 2023 dengan tema Enigmatico.
Selain karya Aldrie, ada Yunita Kosasih, iMoi, Rave X Freddy Wang, Yuliana Wu, Syamsurimuda, Kusemai, Insane, Zero Waste Fashion, Rose.Ma.Lina X Sofie, serta Infinix, produk gadget yang berkolaborasi dengan Belinda.
Tapi karya yang ditampilkan Aldrie tergolong unik. Aldrie berkreasi dengan kreativitas tanpa batas. Sebagaimana para desainer yang selalu memberikan sesuatu yang tidak bisa ditebak melebihi ekspektasi nalar. Tapi gagasan Aldrie tampak lebih liar. Idenya bermula untuk meluapkan emosi Aldrie terhadap pelanggan yang memesan pakaian tapi tidak dibayar. Mereka banyak mau, tapi tidak jelas. “Kita sebagai desainer sebenarnya tahu apa yang bagus buat mereka,” ungkapnya. Maka, jika pada umumnya sarkas disampaikan lewat omongan, humor dan parodi, pria dengan rambut hijau neon ini sarkas lewat karyanya. Lebih produktif. Didominasi warna hitam, baju yang dikenakan 16 model pria itu memberikan nuansa dark. Ada yang diberi ornamen hewan untuk mewakili karakter customer yang pernah ditemui desainer. Kalajengking misalnya, hewan yang melakukan serangan secara bertahap. Ide liar Aldrie juga tak terbatas. Baju-baju lama yang rusak, beberapa produk gagal, dan baju yang tidak diambil oleh pemesan tetap bisa diolahnya. Ia merombaknya. Dengan cara itu, Aldrie seolah memperbaiki kerusakan masa lalunya. Konsep catwalk yang menarik ditampilkan hingga mendukung pesan Aldrie makin mengena. Tak seperti umumnya para model berpose manis dengan koreografi yang teratur. Beberapa model bersandar miring pada tangga tengah runway. Ada satu model yang membawa tongkat muncul dari tangga paling atas. Ia ingin turun ke bawah tangga, tapi terhalang jalannya. Bahkan sah-sah saja ketika ada yang sedikit menendang model yang bersandar di tangga bawah satu per satu. Mengintruksikan untuk minggir dan jangan menghalangi jalan. Lalu dengan gagahnya pembawa tongkat berjalan lurus ke depan. Bukan tanpa maksud. Ada makna yang cukup untuk menunjukkan bagaimana perjalanan karier Aldrie. Harus menyingkirkan banyak gangguan agar tetap konsisten dalam berkarya. Satu lagi “polah” yang terduga dari Aldrie. Pada penutupan catwalk setiap brand, desainer sedianya muncul di akhir untuk melambai. Seperti berujar: ”halo ini aku dan karyaku”. Begitu juga yang dilakukan Aldrie pada akhir catwalk.
Busana berlabel Aldre by L karya Aldrie Indrayana itu merupakan salah satu The Show dari 12 brand baru yang diluncurkan dalam Surabaya Fashion Parade 2023 dengan tema Enigmatico. -Sahirol Layeli- Bedanya, semua desainer menunjukkan ekspresinya. Hanya Aldrie yang nyeleneh menutup semua wajahnya sampai tak terlihat apa pun. “Aku memang sejak tiga tahun yang lalu setiap show selalu aku tutupin gitu mukaku. Enggak ingin terlalu mengekspos diri,” paparnya. The Show yang menjadi agenda penutup pada salah satu perhelatan fashion terbesar di Surabaya ini berakhir meriah. Orang terdekat para desainer hadir untuk memberikan ucapan selamat dengan membawa bouquet. Tanda selamat atas kesuksesan yang diraih. Di antara itu, tampak Dian Apriliana Dewi. Founder SFP itu tampak semringah. Perhelatan yang sudah berumur 16 tahun itu ditutup dengan sukses. Wanita ayu itu turut berfoto bersama dengan para desainer yang berhasil meluncurkan karyanya. (Heti Palestina Yunani/Wafiqul Azizah)