SURABAYA, HARIAN DISWAY- Akhirnya, aksara Jawa mulai dilestarikan di Kota Pahlawan. Sebagaimana yang terpajang di muka gedung Balai Kota Surabaya.
Persis di bawah papan tulisan Balai Kota telah tersemat aksara Jawa yang bermakna sama: Balai Kota.
Mulai hari ini, Senin, 25 September 2023 Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memang menerapkan penulisan aksara Jawa pada papan nama di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).
Penggunaan huruf latin yang dilengkapi aksara Jawa itu bertujuan untuk melestarikan budaya di lingkungan pemkot.
BACA JUGA:Bayi Tertukar di Bogor Sudah Pulang
Berdasarkan surat edaran Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya nomor 000/20389/436.7.17/2023 pada 19 September 2023, jajaran perangkat daerah (PD) diimbau untuk mencantumkan penulisan dari latin ke aksara Jawa di masing-masing nama OPD.
"Alhamdulillah, masa perencanaan (konsepsi) sudah terlewati dan kini sudah terlahir (kembali) Aksara Jawa di Surabaya," ujar Ketua Begandring Soerabaia Nanang Purwono, Senin, 25 September 2023.
Kini, kata Nanang, wujud leluhur itu berada di atas pelinggih punggawa kutho Surabaya. Proses berat masa konsepsi itu dapat dilalui begitu singkat dan cepat.
Tapi ingat, merawat bayi yang baru saja lahir tidaklah mudah. Butuh kedewasaan dalam ngramut, ngrumat, dan ngruwat. "Bahagialah leluhur yang ada di sana. Cucumu bakal mengawal," tulis Nanang.
BACA JUGA:Prabowo Usul Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro dari Makassar, Ini Tanggapan Anies Baswedan
Kebijakan ini memang diinisasi bersama. Mulanya dibahas oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya AH Thony dan Komunitas Begandring Soerabaia. Berawal dari keprihatinan atas aksara Jawa memang hampir punah.
Di masa modern ini, cuma segelintir orang yang masih bisa menulis dan membaca Aksara Jawa.
Maka perlu strategi khusus untuk mengenalkan aksara yang sering disebut Hanacaraka itu ke masyarakat lagi.
Ikhtiar itu lantas diusulkan ke Pemkot Surabaya. Politikus Partai Gerindra itu mengusulkan metode enkripsi. Yakni dengan membuat versi aksara jawa untuk Istilah dan kalimat yang sering dipajang di ruang publik.
"Jadi nggak hanya ditulis dengan huruf latin, tapi dikasih juga aksara Jawa," katanya. Misalnya, penamaan plakat jalan atau hal-hal lain yang kerap muncul di ruang publik. Ini akan memantik rasa kebanggaan lagi bagi masyarakat luas.