“Selain untuk mereduksi kesenjangan kapasitas dalam pengelolaan sumber daya air, juga untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Karena kegagalan dalam mencapai SDGs dapat mengakibatkan konflik sosial-ekonomi dan politik global,” tutur wanita berhijab itu.
Dwikorita menambahkan, melalui WWF ke 10, yang akan digelar pada bulan Mei 2024 di Bali, diharapkan keterlibatan para pakar, pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan berbagai pihak terkait lainnya mampu menguatkan komitmen, solidaritas, dan kerja sama antar negara, kawasan, atau wilayah, untuk mengatasi tantangan global di sektor air.
BACA JUGA:WWF: Populasi Satwa Dunia Anjlok 69 Persen
Karena tujuan dari penyelenggaraan the 10th WWF adalah meniadakan kesenjangan untuk mewujudkan ketersediaan air bersih secara adil dan merata.
Tujuan tersebut dijelaskan Dwikorita dengan cara kolaborasi dalam hal peningkatan kapasitas pengelolaan dan konservasi sumber daya air berkelanjutan. Dengan basis observasi secara sistematis, untuk memperoleh data terkait fenomena dan parameter air. Didukung dengan Inovasi pengetahuan dan teknologi, dengan memperhatikan aspek ekonomi dari nilai air, melakukan diplomasi air, serta diperkuat dengan proses politik dan hukum.
“Harapannya, agar hasil rumusan strategi, langkah aksi dan kebijakan untuk mewujudkan ketersediaan air secara adil dan merata dapat terwujud dan berkelanjutan,” pungkas wanita kelahiran Yogyakarta tersebut.(Dewi Aisyah Alya)