Cerita tersebut masih berkaitan dengan legenda Roro Anteng dan Joko Seger, serta anak mereka, Raden Kusumo, yang melandasi terciptanya upacara Kasada setiap tahun.
Dalam folklor tentang terciptanya lautan pasir, Roro Anteng dan Joko Seger belum menikah.
Kedua insan yang diyakini sebagai leluhur Suku Tengger itu telah saling mencintai satu sama lain.
Namun, Roro Anteng yang cantik jelita banyak menarik perhatian para pria. Termasuk para raja, bangsawan maupun orang sakti. Hingga datang pelamar sakti yang ingin meminang Roro Anteng.
Roro Anteng enggan menolak, karena pelamar tersebut punya kesaktian yang tinggi.
''Dia kemudian mengajukan satu syarat. Pria itu harus dapat membuat lautan pasir dan harus selesai sebelum ayam jantan berkokok,'' ungkap Afifa Prasetya, koordinator komunitas seni JatiSwara yang tinggal di kawasan Kandangan, Tosari, Bromo.
LEGENDA atau ilmiah? Begini proses terbentuknya Lautan Pasir Bromo. Foto: tim Kejurnas Wushu Harian Disway syuting adegan promo di Lautan Pasir Bromo. -Retna Christa-Harian Disway-
Syarat itu disetujui. Rupanya itu bukan hal yang sulit. Pria sakti itu menggunakan bajak dan bekerja hingga tengah malam.
Roro Anteng khawatir, karena pekerjaan yang dilakukan pelamar itu hampir selesai. Tak kurang akal, Roro Anteng menumbuk lesung. Ayam-ayam menganggap pukulan lesung itu merupakan penanda fajar menyingsing.
BACA JUGA: Pasca Kebakaran, Taman Wisata Bromo Telah Dibuka Kembali, Simak Ketentuannya
Ayam pun berkokok. Pria itu dianggap gagal. Karena marah, bajaknya dilempar hingga menelungkup. Konon bajak yang menelungkup itu berubah menjadi Gunung Batok, yang ada di sekitar kawah Bromo.
''Kisah itu mirip dengan cerita legenda Sangkuriang maupun Roro Jonggrang,'' lanjut Afifa.
Fakta Ilmiah
Namun, cerita rakyat merupakan cara masyarakat masa lalu untuk mengungkap fenomena alam.
Dari berbagai sumber catatan ilmiah, Lautan Pasir Bromo terbentuk dari letusan kecil dua gunung yang bertabrakan di kawasan Bromo.