HARIAN DISWAY - Kehancuran kaum Yahudi sudah tertulis di Al Quran. Bahkan tergambar jelas di Al-Isra 4-5.
Surah Al-Isra, ayat 4-5, secara tegas menyatakan:
Sesungguhnya kamu (Bani Israil) akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan kamu pasti akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.
Maka apabila datang saat hukuman kejahatan yang pertama dari kejahatan itu, Kami mendatangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan besar, lalu mereka mencarimu keluar masuk kampung ke seluruh negeri. Dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana (Q.S. Al–Isra: 4-5).
Beberapa ulama masa lalu melihat peristiwa itu dikaitkan dengan peristiwa Asyur pada tahun 722 SM dan pembuangan oleh orang Babel pada tahun 597 SM.
Pada abad ke-8 SM dan ke-6 SM, Bani Israel mengalami dua tragedi besar yang membentuk landasan sejarah dan identitas mereka.
Pembuangan oleh orang Asyur pada tahun 722 SM dan pembuangan oleh orang Babel pada tahun 597 SM merupakan dua babak kelam dalam sejarah Bani Israel yang tidak hanya menandai keruntuhan kerajaan-kerajaan mereka, tetapi juga membentuk karakter mereka selama berabad-abad.
Pembuangan oleh Orang Asyur (722 SM)
Pada tahun 722 SM, kerajaan utara Bani Israel jatuh ke tangan orang Asyur. Ini terjadi sebagai hasil dari penaklukan oleh Raja Salmaneser V dan Raja Sargon II dari Asyur.
Banyak orang Israel dari wilayah-wilayah utara seperti Samaria dipaksa meninggalkan tanah mereka. Mereka dibuang dan disebar ke berbagai wilayah di Kekaisaran Asyur.
Pembuangan itu adalah akhir dari kerajaan-kerajaan Israel yang merdeka dan merupakan awal dari diaspora besar-besaran yang membentang ke berbagai belahan dunia.
Pembuangan oleh Orang Babel (597 SM)
Lebih dari seabad kemudian, pada tahun 597 SM, kerajaan selatan Bani Israel, Kerajaan Yehuda, mengalami nasib serupa.
Raja Nebukadnezar II dari Babel menaklukkan Yerusalem dan memulai pembuangan kedua Bani Israel.
Ribuan orang Yahudi, termasuk para elit, para imam, dan ahli kitab, dibawa ke Babel.