Awalnya peristiwa G30 S PKI tersebut berawal dari konflik kepentingan dan ideologi dianatara golongan komunis yang diwakili oleh PKI dan golongan liberal yang diwakili oleh partai-partia nasionalis dan keagamaan, termasuk NU.
BACA JUGA:Wamenag Saiful Rahmat Dasuki Usul Ada Peringatan Hari Sarung Nasional
Oleh karena itu NU merasa perlu untuk membaut suatu kelompok pengamanan dalam satu komando
Banser juga diyakini sudah ada sejak sebelum tahun 1960-an. Saat itu Gerakan Pemuda Ansor atau Ansor Nahdatul Ulama (ANU) dalam kongres ke-2 di Malang, Jawa Timur mengembangkan sebuah organisasi gerakan kemudian yang diberi nama Barisan Ansor Nahdatul Ulama (BANU).
Keberadaan BANU mendapat lampu hijau oleh NU dengan diakuinya pada Muktamar Ke-14 di Magelang, Jawa Tengah.
Pada Muktamar ke-15 di Surabya NU mengesahkan AD/ART BANU, seragam, MARS resi Al-Iqdam, atribut-atribut, serta diperbolehkan untuk memainkan terompet dan genderang.
BANU inilah yang diyakini sebagai cikal bakal Banser NU yang saat ini kita kenal.
BANU menitikberatkan pada aspek kebangsaan dan pembelaan tanah air. Perbedaannya ANU adalah organisasi pemuda, sedangkan BANU adalah organisasi kepanduan.
Kegiatan yang dilakukan BANU antara lain:
1. Pendidikan baris-berbaris
2. Latihan lompat dan lari
3. Latihan angkat-mengangkat
4. Latihan ikat-mengikat (pioner)
5. Fluit Tanzim (belajar kode atau isyarat suara)
6. Isyarat dengan bendera (morse)
7. Perkampungan dan perkemahan