Menag Gus Yaqut Pakai Seragam Banser, Jokowi: Saya Kira Komandan Kopassus

Minggu 22-10-2023,18:22 WIB
Reporter : Alfi Damayanti
Editor : Salman Muhiddin

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Apel Hari Santri Nasional 2023 di Lapangan Tugu Pahlawan Surabaya Minggu 22 Oktober 2023 dihadiri banyak tokoh-tokoh penting. Salah satunya adalah Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang memcuri perhatian dengan mengenakan pakaian dan atribut Barisan Ansor Serbaguan (Banser).

Presiden Jokowi tertarik mengomentario seragam Banser Menag itu. “Saya kira komandan Kopassus (Komando Pasukan Khusus) tadi,” ucap Presiden Jokowi sambil terkekeh.

Lantas apa sebenernya Banser yang kerap kali ada di acara keagamaan Nahdatul Ulama (NU) dan bagaimana sejarahnya? Yuk, simak selengkapnya.

Sejarah Berdirinya Banser

Menurut catatan dalam Ensiklopodia NU, Banser berdiri pada 1962, atau 2 tahun setalah didirikannya Gerakan Pemuda (GP) Ansor. 

Tujuan didirikannya Banser yaitu untuk memberikan pengamanan pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh NU.

Selain itu, pendiriaan Banser juga diyakini karena semakin memamanasnya situasi politik pada masa itu, baik tingkat regional, nasional, dan inernasional.

BACA JUGA:Mensyukuri Klasemen Jihad Santri Nusantara

BACA JUGA:Jadi Pembina Apel Hari Santri 2023, Jokowi Kisahkan Sejarah Lahirnya Hari Santri

Dalam tingkat Internasional, Indonesia pernah terlibat konflik dengan Malaysia yang melahirkan program politik Ganyang Malaysia.

Kemudian ditingkat nasional dan regional terjadi konflik antar partai yang juga melibatkan NU sebagai salah satu partai. 

Nama Banser mulai dikenal di masyarakat sejak pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965 yan berujung pada pemakzulan presiden Soeharto.


Ratusan santri berkumpul di lapangan Tugu Pahlawan Kota Surabaya pada Apel Hari Santri 2023. Peringatan Hari Santri Nasional mengenang fatwa resolusi jihad KH Hasyim Asy'ari dan PBNU pada 22 Oktober 1945 -Boy Slamet/Harian Disway-

Banser diyakini ikut berperan dalam penumpasan dan penangkapan aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI) terutama di darah Jawa Timur, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat. 

Kala itu, dilaporkan jutaan orang yang dicurigai sebagi aktivis atau terkait dengan PK. Banyak yang terbunuh atau hilang secara misterius dalam peristiwa kelam tersebut.

Kategori :