HARIAN DISWAY - Sudah seminggu berlalu sejak kunjungan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant ke kamp pasukan darat Israel yang disiagakan di perbatasan Jalur Gaza, serangan darat tidak juga dimulai.
Pada Kamis, 19 Oktober 2023 lalu, Gallant berkeliling ke kamp-kamp pasukan Israel untuk memberi semangat sekaligus mengabarkan untuk bersiap sedia jika sewaktu-waktu perintah serangan darat ke Gaza diberikan.
Militer Israel Defense Forces (IDF) memang sudah lama merencanakan serangan darat besar-besaran ke wilayah sempit Jalur Gaza, sarang utama kelompok milisi Hamas yang mereka sebut teroris.
Namun hingga hari ke 20 pertempuran hamas-Israel sejak operasi badai Al-Aqsha pada 7 Oktober lalu, serangan darat belum juga tampak.
BACA JUGA:7.000 Orang Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel, Catatan Otoritas Kesehatan Gaza
Berbagai spekulasi beredar terkait terus molornya rencana invasi darat ini. Mulai dari alasan cuaca, ada yang mengatakan bahwa banyak serdadu Israel yang belum siap tempur, sampai isu keretakan di internal pejabat tinggi Israel sendiri.
Terbaru, pada Kamis, 26 Oktober 2023, Perdana Menteri Israel mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan rapat dewan perang.
Pasukan sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, lakukan pukul mundur pasukan darat Israel di selatan Gaza-Foto/Tangkapan Layar/X/@GuideandEnlight-
Dalam rapat tersebut disepakati bahwa IDF akan memutuskan waktu yang tepat untuk invasi darat ke Gaza yang membawa 2 misi utama, yakni membasmi Hamas, dan membebaskan para sandera.
“Tapi saya tidak akan memberi tahu kapan, bagaimana atau berapa banyak (pasukan,Red) yang akan terlibat,” katanya.
Sejak hari-hari awal pertempuran, berbagai pihak menilai bahwa pertempuran darat di gang-gang sempit Gaza akan sangat sulit dan berbahaya bagi Israel.
BACA JUGA:AS Desak Israel untuk Tunda Serangan Darat ke Hamas, Beri Waktu AS untuk Nego Pembebasan Sandera
Hamas diketahui sangat menguasai medan di Gaza, mereka telah membangun jaringan terowongan bawah tanah yang lengkap dengan berbagai persenjataan.
Belum lagi tumpukan reruntuhan bangunan yang sudah “ditabung” oleh serangan udara bertubi-tubi yang dilakukan angkatan udara IDF bisa jadi sarang sniper, atau jebakan-jebakan lain yang bisa membahayakan personil IDF.
Ilustrasi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. --