Pelatihan yang diikuti warga Singapura dan warga Indonesia ini terbagi menjadi tiga jenis yakni gamelan, pencak silat seni, serta tari topeng sekar sari.
Pelatihan yang diikuti warga Singapura dan warga Indonesia ini terbagi menjadi tiga jenis yakni gamelan, pencak silat seni, serta tari topeng sekar sari. -Igak-
“Kami mengirim dosen dan mahasiswa yang memang punya kompetensi untuk bidang ini seperti pengajar karawitan senior, serta atlet dan juara nasional pencak silat,” jelas Agni Wisesa, ketua rombongan Universitas Negeri Malang.
Saat ini pemerintah Singapura sedang melakukan penggabungan dua kampus seni di Singapura, Lassale dan Nanyang Academy Fine Arts menjadi universitas komprehensif bernama Singapore University of the Arts.
“Kami akan mendiskusikan kemungkinan kolaborasi kampus seni di Indonesia dengan SUTA dalam pendidikan dan kegiatan seni dan budaya di kedua negara,” jelas Satrya.
BACA JUGA: Sekolah Indonesia Singapura Buka Peluang Anak Didik Kembangkan Seni Budaya Indonesia
Setelah pandemi, kampus-kampus di Singapura setelah pandemi memulai lagi kerja sama dan aktivitas kesenian Indonesia sebagai bagian dari pembelajaran akademik.
Sebelum pelatihan, peringatan dibuka dengan pembacaan naskah Sumpah Pemuda oleh dua siswa SIS dan tarian ondel-ondel Betawi oleh 20 siswa yang tergabung dalam ekstra kurikuler seni budaya. -Igak-
Seperti Lassale School of the Arts yang melakukan kolaborasi seni budaya Bali dengan pementasan kecak, topeng dan wayang di bawah pelatihan profesor dari ISI Denpasar, pada akhir 2022 lalu.
Pada pertengahan November 2023 ini giliran mahasiswa National University of Singapore (NUS) akan mementaskan tari topeng Sutasoma. Sebagai akhir final para mahasiswa yang mengambil pilihan Asian Studies.
“Pentas itu bekerja sama dengan sanggar tari Bali satu-satunya di Singapura, Eka Suara Shanti. Serta diperkuat pemain gamelan dan penari dari Gianyar Bali,” tandas Satrya. (*)