BANGKALAN, HARIAN DISWAY - Peredaran narkotika jenis sabu-sabu di wilayah Jawa Timur, khususnya di Madura cukup signifikan tingginya. Dari pengungkapan terakhir oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, jumlahnya mencapai 108 kilogram.
Meski peredaran di Madura sangat masif, tapi BNN bakal menggunakan pendekatan soft power approach untuk menekan kasus narkoba di Madura.
"Kemudian kita lebih cenderung memutus jaringan dari luar sebelum masuk Madura, daripada sudah berada di Madura," kata Kepala BNN RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose saat peresmian laboratorium narkotika di Bangkalan, Madura, Kamis, 2 November 2023.
Selama ini, narkoba di Pulau Madura didominasi jaringan transnasional golden triangle alias segitiga emas Myanmar, Thailand, dan Laos.
BACA JUGA:170 dari 1.127 Jenis Narkoba ada di Indonesia, BNN Tambah Laboratorium Narkotika
BACA JUGA:BNNK Surabaya Geram, Muncul Intervensi LRKM untuk Pelaku Pesta Narkoba di Twin Towers Hotel
"Untuk peredaran narkotika yang kita telusuri (di Madura) sebelumnya dari Pakistan. Tapi yang terbanyak masuk dari golden triangle masuk lewat Malaysia kemudian Madura," beber Petrus.
Karena alasan itu membangun laboratorium narkoba di wilayah Madura. Pembangunan Laboratorium Narkotika di Bangkalan, merupakan bentuk peningkatan Scientific Crime Investigation dan untuk menunjang pengungkapan kasus-kasus peredaran narkoba baru.
“Ini khusus didukung para expert yang terlatih. Para pegawai BNN yang mengikuti pelatihan di dalam maupun di luar negeri,” ujar Petrus dalam sambutannya saat peresmian Lab Narkotika di Bangkalan.
Diharapkan, dengan keberadaan Lab Narkotika maka pengujian dengan metode scientific crime investigation tidak lagi memakan waktu lama.
BACA JUGA:Tangkap 10 Orang yang Pesta Narkoba, BNN Kota Surabaya Tidak Dapat BB
Selain itu, lanjut Petrus, NPS yang beredar di Indonesia bisa diawasi. “Sehingga temuan-temuan NPS yang berada di wilayah Jatim bisa segera dilakukan uji lab,” katanya.(*)