HARIAN DISWAY - Dream Theatre kembali bereuni dengan mantan drummer-nya, Mike Portnoy setelah 12 tahun berpisah. Mike Mangini pun tersisih. Bukan karena ia tidak bermain bagus, tapi chemistry para personel Dream Theatre mungkin lebih pas dengan Portnoy.
Nama Dream Theatre selalu melekat. Apalagi dalam benak orang-orang yang pernah berkecimpung dalam dunia festival band. Saat masa-masa festival booming, band yang membawakan musik Dream Theatre adalah sebuah keistimewaan. Apalagi jika berhasil memainkannya dengan baik.
Lagu-lagu Dream Theatre pada masa itu adalah lagu standar festival. Sebut saja Pull Me Under, As I Am, Metropolis, Under a Glass Moon. Mereka yang terbiasa dengan keteraturan nada, tempo dan kord-kord pakem, pasti kaget jika mendengar musik Dream Theatre yang rumit.
Salah satu yang menjadi kekhasan band itu adalah pukulan drumnya. Ya, sosok Mike Portnoy memang tak bisa dilepaskan dari Dream Theatre. Ia merupakan salah satu pendiri yang punya banyak fans. Para drummer pun berkiblat padanya.
BACA JUGA:Koleksi Drum Klasik, Dandu Habiskan Ratusan Juta sejak 2021
Namun, pada 2010, drummer tersebut hengkang dari band yang membesarkan namanya itu. Ia menyebut bahwa ingin mengejar proyek musik lainnya. Setelah keluar, Portnoy bergabung dengan Avenged Sevenfold.
Tapi sebab keluarnya Portnoy tak sesederhana itu. Dalam wawancaranya dengan Rolling Stone pada 2010, ia menyebut bahwa John Petrucci, gitaris Dream Theatre terlalu mendominasi. Ia juga punya segudang perbedaan soal visi kreatif dengan Petrucci. "Saya merasa kreativitas saya dicekik. Ini waktunya bagi saya untuk move-on," katanya saat itu.
Mike Portnoy kembali ke Dream Theatre, mencoba mengembalikan nyawa band -IG: @dreamtheatreofficial-Keluarnya Portnoy tentu menyisakan rasa kecewa para fans Dream Theatre. Sosoknya telah melekat. Siapa yang cocok menggantikannya? Pada tahun itu pula Dream Theatre menggelar audisi yang diikuti puluhan drummer profesional.
Virgil Donati, Derek Roddy, Mike Mangini, Marco Minnemann, Thomas Lang dan sederet nama drummer kelas dunia lainnya mengikuti audisi tersebut. Proses seleksi begitu alot. Hingga para personel Dream Theatre menyisakan dua nama: Minnemann dan Mangini.
Alhasil, kesepakatan diperoleh: Mangini resmi ditetapkan sebagai drummer band rock tersebut. Banyak yang sangsi, banyak juga yang senang. Mereka yang sangsi tentu paham bahwa karakter pukulan Mangini berbeda dengan Portnoy. Sehingga khawatir "nyawa" Dream Theatre hilang.
BACA JUGA:Bikin Musik Orisinal Tanpa Ribet, 5 Tool AI Music Generator Ini Cocok Buat Semua Kalangan
Mereka yang senang tentu yakin bahwa musik Dream Theatre di tangan Mike Mangini akan lebih kaya. Lebih variatif dan lebih sulit ditiru. Pukulan drumnya akan membawa warna baru bagi Dream Theatre.
Dari berbagai drummer yang mengikuti audisi, interpretasi Mangini memang lebih dekat terhadap bagian-bagian Portnoy. Tapi memang memiliki warna sendiri.
Portnoy seperti idolanya, Neil Peart. Ia mengembangkan sebagian besar pendekatannya berdasar tuntutan musik yang ia mainkan dan musik yang membuatnya tertarik.
Mike Portnoy kembali ke Dream Theatre, Mencoba Mengembalikan nyawa band -IG: @therealrodrigoaltaf-Sebaliknya, Mangini adalah seorang generalis teknis. Sebagian besar pendekatannya didasarkan pada keinginan untuk mempelajari dan memperluas batas-batas set drum dan musik secara keseluruhan.