HARIAN DISWAY - Now and Then, lagu “final” Beatles yang menampilkan keseluruhan kreativitas keempat anggotanya telah dirilis. Itu berkat berkat teknologi AI yang sama dengan yang digunakan untuk menyempurnakan audio pada film dokumenter Get Back karya Peter Jackson.
Awalnya, pada 1994, janda mendiang John Lennon, Yoko Ono, menyerahkan demo berisi lagu Now and Then yang dibuat suaminya pada Paul McCartney, basis The Beatles. Bentuknya kaset dan dilabeli "For Paul". Lagu itu sebenarnya ditulis dan dinyanyikan oleh John pada akhir tahun 1970-an di rumahnya, di gedung Dakota di New York City.
McCartney, Ringo Starr dan mendiang George Harrison sempat berusaha untuk merekam dan mengolah kembali lagu tersebut. Namun, keterbatasan teknologi membuat vokal dan piano John di Now and Then tidak dapat dipisahkan untuk bekerja bersama bagian-bagian baru yang direkam oleh tiga Beatles lainnya. Tapi hasil rekaman tak maksimal itu tetap disimpan.
BACA JUGA: Now and Then, Single Terakhir The Beatles dengan Sentuhan AI
Lebih dari seperempat abad kemudian, Peter Jackson menggunakan perangkat lunak dengan bantuan Artificial Intelligence (AI) untuk melakukan de-mixing audio asli dari rekaman The Beatles tahun 1970 milik Michael Lindsay-Hogg yang merekam album terakhir mereka, Let It Be.
Menggunakan perangkat itu, Jackson kemudian mengisolasi instrumen, vokal, sekaligus percakapan di antara keempat personel selama berproses, lalu beralih ke audio dan gambar ke dalam seri dokumenter Get Back.
Teknologi tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan kualitas sound yang baik untuk album Revolver yang dimunculkan kembali pada tahun 2022. Itu rupanya menginspirasi anggota band yang masih hidup untuk meninjau kembali demo Now and Then milik John.
Pada bulan Juni, McCartney mengatakan kepada BBC Radio 4 bahwa AI telah digunakan untuk “melepaskan” suara John dari rekaman demo tersebut. “Kami dapat mengambil suara John dan menjadikannya murni melalui AI ini,” katanya. Ia menambahkan, “Kemudian kita dapat mencampur rekamannya.”
Produser Giles Martin menjelaskan, sebagian besar alasan mengapa Now And Then berada dalam ketidakpastian produksi begitu lama adalah karena kualitas kaset yang buruk.
"Rekaman yang paling orisinal hanyalah John Lennon yang bermain piano dengan latar belakang TV," kata Martin kepada World Cafe. Pria yang turut memproduseri Now And Then bersama McCartney dan pentolan Electric Light Orchestra Jeff Lynne, menyebut bahwa teknologi AI pada dasarnya dapat mengenali suara seseorang.
"Jadi, jika Anda dan saya bercakap-cakap dan kita berada di ruangan yang penuh sesak dan ada piano yang diputar di latar belakang, AI dapat mengenali suara saya atau Anda. Bahkan dapat mengekstrak suara-suara itu,” kata Martin.
Martin mengetahui hampir semua hal tentang The Beatles. Wajar, ia adalah putra George Martin, produser rekaman The Fab Four tersebut pada masa lalu. Ia menyebut bahwa AI yang digunakan pada Now And Then mirip dengan proses "De-mixing" dengan sentuhan AI yang digunakan tim Peter Jackson dalam pembuatan The Beatles: Get Back.
Apa itu de-mixing? Abbey Road Studios, studio rekaman tempat Beatles memproduksi lagu-lagunya, menjelaskan dalam situs web mereka. Bahwa dalam bentuk yang paling sederhana, de-mixing mampu meningkatkan vokal dan membantu memperkuat bass yang ada dalam sebuah materi demo. Sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh proses mixing pada akhir tahun 1960-an.
Dengan menggunakan algoritma yang dilatih pada instrumen target, de-mixing dapat mengekstrak komponen-komponen yang ada dalam sebuah materi lagu untuk meningkatkan atau mengurangi EQ atau mengisolasi jenis suara yang ditargetkan.
De-mixing tidak hanya dapat digunakan untuk menyesuaikan level elemen musik, tetapi juga dapat membuat isolasi atau penghapusan vokal dari sebuah lagu utuh.