Tumpeng Maut Reborn oleh Cak Lontong dan Kartolo Cs Bikin Dies Natalies ke-63 ITS Penuh Gelak Tawa

Minggu 05-11-2023,00:47 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Heti Palestina Yunani

Setelah keduanya membuat ger geran, Cak Lontong masuk panggung. Ia berperan sebagai carik alias bawahan lurah. "Bagaimana keadaan desa?," tanya Kartolo. "Apik (baik, Red)," jawab Cak Lontong.

Tiba-tiba kacamata carik jatuh. Kartolo mengambilnya dan menunjukkan kepada Cak Lontong dan Kastini.  "Wih, kocomotoe tembus pandang. Deloken, iso nonton wong adus (kacamatanya tembus pandang. Bisa melihat orang mandi, Red)," katanya.

Kastini dan Cak Lontong penasaran. Mereka melihat lensa kacamata yang dipegang Kartolo dari jarak dekat.  "Gak onok (enggak ada, Red)," kata Cak Lontong.  "Iyo, gak onok," sahut Kastini.  Kartolo menoleh, lalu menjawab, "Berarti wes mentas (berarti sudah selesai mandi, Red)".


Cak Lontong dan Kartolo Cs tampil dalam Dies Natalies ke-63 ITS. Penonton membludak ketika menyaksikan ludruk Tumpeng Maut Reborn, menyambut Dies Natalies ke-63 ITS.-s-

BACA JUGA: Tim Anargya ITS Sabet Gelar Juara di Kompetisi Mobil Listrik FSAE Jepang 2023

Ludruk dengan lakon Tumpeng Maut Reborn itu berkisah seputar Cak Lontong dan kawan-kawannya yang ingin menguasai uang untuk pembangunan. Dalam segmen kedua, Cak Lontong sempat melakukan stand up comedy.

"Untuk para mahasiswa baru di ITS, belajarlah dengan tekun. Jangan seperti saya," ujarnya. "Kenapa, coba? Karena saya tak mau ada pelawak lagi yang lahir dari ITS," tambahnya, disambut tawa. "Saya enggak mau ada saingan!," sahutnya membuat ger gerean.

Ia lalu menceritakan pengalamannya selama kuliah di ITS. Pria bernama asli Lies Hartono itu masuk ITS pada 1989. Lalu keluar pada 1990. "Maksudnya, keluar kampus. Masak saya di dalam kampus terus," ujarnya.

Cak Lontong diwisuda pada 1996 dengan gelar insinyur. Total ia menempuh kuliah selama 7 tahun. "Lalu saya jadi pelawak. Tahu tidak, saya konsisten sebagai pelawak," katanya. 

Lantas ia menceritakan bahwa ia pernah bertemu kawannya yang sudah jadi dosen. "Dia dosen, saya masih pelawak," katanya. Dua tahun kemudian, kawannya itu sudah jadi dekan. "Saya pun tetap pelawak," kelakarnya.

Beberapa tahun setelahnya, temannya itu telah jadi profesor alias guru besar. "Dan saya masih tetap pelawak. Itu membuktikan bahwa pekerjaan saya lebih stabil dari mereka," ungkap pria kelahiran Magetan itu. Lantas disambut tawa para penonton.


Cak Lontong dan Kartolo Cs tampil dalam Dies Natalies ke-63 ITS. Cak Lontong sempat ber-stand up comedy dalam Dies Natalies ITS yang ke-63.-Sahirol Layeli-

Selanjutnya Cak Lontong bercerita tentang keluarganya. Ketika kuliah, dua tahun Cak Lontong dibiayai dari hasil jerih payah orang tuanya. Bahkan sampai berutang. "Selepas dua tahun, sudah tidak lagi. Karena saya sudah bisa utang sendiri," ungkapnya.

Dalam pertunjukan, lakon Tumpeng Maut Reborn itu diramaikan Robets Bayoned dari kelompok The Luntas Indonesia. Juga pemain ludruk lainnya seperti Cak Dargombes, Agus Lengky, Pulung, Dedi Gigis, Monica Menthul. Sedangkan bagian pengrawit atau gamelan dimainkan oleh komposer Pambuko Christian. (*)

Kategori :