HARIAN DISWAY- Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) baru saja menyampaikan update terbaru terkait total kasus pasien mengidap penyakit monkeypox (MPox) atau cacar monyet di tanah air.
Hal itu disampaikan Ketua Satgas MPox PB IDI Dr Hanny Nilasari, SpDVE. “Telah dikonfirmasi ada 35 kasus di Indonesia per 6 November 2023," kata Hanny dalam penjelasan materinya pada 7 November 2023 dalam Media Briefing.
BACA JUGA: Penyebaran MPox di Dunia Sangat Cepat, PB IDI Nilai Informasi di Masyarakat Masih Minim
"Total 29 kasus pengidap MPox ada di DKI Jakarta, 5 kasus pengidap MPox ada di Jawa Barat, dan 1 kasus pengidap MPox ada di Banten,” ujar Hanny.
Dari data Kementerian Kesehatan juga menyatakan ditemukan 0 suspek dan 82 orang yang dikonfirmasi negatif virus MPox.
Hanny pun menyampaikan mengenai gejala-gejala yang paling sering dirasakan pasien hingga yang paling jarang. Gejala-gejala ini yang paling banyak ditemukan melalui penelitian pada 4.080 pasien di dunia.
BACA JUGA: Dinkes Kota Surabaya Siap Antisipasi Masuknya Penyakit Mpox
“Menurut data dari jurnal international Travel Med Infect Dis, per tahun 2022 terdapat 5 gejala yang paling banyak ditemukan pada pasien MPox. Yang paling sering dirasakan yaitu ruam sebesar 70 persen,” kata Hanny.
“Selanjutnya ada Limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening sebesar 62 persen. Gejala demam mencapai 62 persen. Gejala arthralgia atau peradangan sendi sebesar 11 persen. Terakhir, perdarahan rektum atau pendarahan di usus besar sebesar 9 persen,” sambungnya.
Tak luput, Hanny turut membahas mengenai kasus MPox yang terjadi di ibu kota. Rupanya 29 pasien didapati memiliki penyakit lain yang bersifat kronis atau disebut komorbid.
“Total 10 pasien ditemukan mengidap HIV sebelumnya. Tiga pasien mengidap sifilis. Sembilan pasien mengidap HIV dan sifilis. Satu pasien mengidap HIV, hipertensi, hepatitis B, dan sifilis. Tiga pasien non komorbid,” tutur Hanny.
BACA JUGA: 6 Rekomendasi PB IDI untuk Penanganan Lanjutan Penyebaran MPox di Indonesia
Selain itu, Hanny menyampaikan orientasi seksual 28 pasien MPox yang ditemukan di Jakarta. Diketahui 28 pasien MPox berjenis kelamin laki-laki.
“Total 24 pasien suka melakukan hubungan sejenis (laki seks laki/LSL). Dua pasien heteroseksual. Satu pasien tidak diketahui. Satu pasien lainnya,” ucap Hanny.
Hanny juga menambahkan meskipun seluruh pasien berjenis kelamin laki-laki, tidak menutup kemungkinan perempuan juga bisa terkena virus MPox.