Awas Inflasi Tinggi, Harga Cabai dan Gula Melambung Jelang Nataru

Selasa 05-12-2023,02:00 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Liburan Natal dan Tahun Baru sebentar lagi tiba. Harga bahan kebutuhan pokok cukup stabil di Surabaya. Kecuali untuk cabai dan gula.

Salah satunya ditemui di Pasar Genteng Surabaya. Harga semua jenis cabai meroket. Baik cabai rawit maupun cabai besar. Harganya sudah tembus Rp 100 ribu perkilo. “Baru seminggu ini naik. Bulan lalu masih Rp 80 ribuan,” ujar Muhammad Haris, salah satu pedagang, Senin, 4 Desember 2023.

Selain itu, harga gula juga masih tinggi, di angka Rp 16.500 per kilogram. Begitu pula beras yang dulu Rp 60.000 per lima kilogram, kini tembus Rp 74.000. Lalu telur menjadi Rp 27.000 per kilogram yang sebelumnya Rp 23.000. “Sudah lama naiknya. Kalau cabai memang baru kemarin,” ujar Maimunah, pedagang yang lain.


Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengecek ketersediaan beras di Pasar Genteng, Surabaya, Senin, 4 Desember 2023.-Boy Slamet-

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memantau langsung ke Pasar Genteng. Namun, ia mengklaim harga-harga bahan kebutuhan pokok stabil. “Harga-harga stabil semua, sebagaimana teman-teman ketahui. Telur, beras, stabil, gak naik lagi tapi belum turun ya,” katanya.

BACA JUGA:Kendalikan Harga Sembako, Pemkot Surabaya Dirikan Warung TPID di Lima Pasar

BACA JUGA:Katalog Promo JSM Alfapop 1-3 Desember 2023, Peralatan Rumah dan Elektronik Diskon hingga Separuh Harga!

Daging ayam, kata Zulhas, masih murah. Harganya Rp 30.000-Rp 32.000 per kilogram. Dan stok minyak goreng juga banyak. Ia juga tak menampik harga cabai menjadi mahal jelang Nataru.

Namun, Zulhas memastikan tidak akan ada lonjakan harga bahan pokok lainnya. Khusus cabai, Kemendag masih berupaya menstabilkan harga. Sebab, harga cabai melambung disebabkan ongkos kirim yang mahal jelang Nataru.

“Saya minta pemerintah daerah bisa bantu subsidi ongkos transportasinya dari dana yang tidak terduga, ini supaya harga segera turun,” tandasnya. 

Jika tidak segera diatasi, Zulhas khawatir harganya terus meroket. Lantas berdampak pada tingkat inflasi daerah. 

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim Doddy Zulverdi mengatakan bahwa kenaikan harga gula dan cabai perlu diwaspadai. Sebab, kedua komoditas itu termasuk dalam sektor pangan yang cukup sering menjadi kontributor dalam inflasi. Persoalannya cukup kompleks dari hulu sampai hilir.

“Masalah komoditas gula ini cukup kompleks, baik gula konsumsi maupun gula industri atau rafinasi,” katanya. Apalagi, produksi gula dalam negeri dari sisi hulu atau tanaman tebu dan di pabrik  juga terbatas. Sehingga masih bergantung impor. (*)

Kategori :