Anies Baswedan Dukung Ulama Besar Eyang Hasan Maolani Jadi Pahlawan Nasional

Sabtu 09-12-2023,18:43 WIB
Reporter : Retna Christa
Editor : Retna Christa

KUNINGAN, HARIAN DISWAY - Kalangan generasi muda belum banyak yang mengenal sosok ulama besar Hasan Maolani. Padahal, jasanya sangat besar. Ia merupakan salah seorang tokoh yang gigih melawan pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-19.

Berkat jasa-jasanya, capres Anies Baswedan menyebut bahwa ulama yang akrab disapa Eyang Hasan itu pantas menjadi pahlawan nasional.

"Kita tahu perjuangan Eyang Hasan sangat luar biasa," kata Anies Baswedan ketika berziarah di makam Eyang Hasan di Kuningan, Jawa Barat, pada Sabtu, 9 Desember 2023.


ANIES BASWEDAN dukung ulama besar Eyang Hasan Maolani Jadi Pahlawan Nasional.-Indonesia History-

BACA JUGA: Anies Canangkan Harga Terjangkau dan Petani Sejahtera

BACA JUGA: Tingkatkan Mobilitas di Sumatra, Anies Baswedan Ingin Bangun Jalur Kereta Double Track

"Kami paham bahwa masyarakat di Kuningan mengharapkan agar beliau diangkat menjadi pahlawan nasional atas jasa-jasanya. Insya Allah itu aspirasi yang akan kami perjuangkan," ucap calon presiden yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar itu.

Selain memperjuangkan Eyang Hasan diangkat menjadi pahlawan nasional, Anies juga berjanji akan menjadikan makam Eyang Hasan sebagai destinasi wisata religi. Harapannya, perekonomian warga sekitar ikut meningkat.

Hasan Maolani lahir pada 12 Mei 1782. Ia dikenal dengan kedalamannya dalam memahami dan mengamalkan ilmu tasawuf. Ia sempat menjadi penasehat Imam Bonjol, dan sangat gigih melawan pemerintahan kolonial. Tak mengherankan kalau ia menjadi incaran Belanda.


ANIES BASWEDAN dukung ulama besar Eyang Hasan Maolani Jadi Pahlawan Nasional. Foto: Anies menerima mandat dari tokoh agama Kuningan sebagai capres 2024.-Kedeputian Media dan Komunikasi Timnas AMIN-

BACA JUGA: Jumlah Mahasiswa di Luar Jawa Timpang, Anies Baswedan: Pendidikan Adalah Investasi

Ulama yang dikenal sebagai guru besar Tarekat Syattariyah itu memiliki pengaruh dakwah yang kuat. Saking besar pengaruhnya, ia sempat difitnah menyebarkan aliran sesat oleh Belanda.

Hingga pada suatu titik, Eyang Hasan Maolani ditangkap dan diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1843. Ia dibuang ke Kampung Jawa Tondano, Sulawesi Utara.

Meski sempat menginisiasi pemberontakan melawan Belanda bersama kyai setempat, Eyang Hasan akhirnya meninggal di pengasingan. Ia wafat pada 29 April 1874, dalam usia 91 tahun.

BACA JUGA: Capres Anies: Mari Kembali pada Cita-Cita Awal Pendiri Negeri

Kategori :