SURABAYA, HARIAN DISWAY – Ludruk di berita ini bukanlah sebuah kesenian tradisional khas Surabaya. Ini adalah nama yang dipilih oleh salah satu kelompok pertukaran mahasiswa merdeka (PMM) Untag. Tentu inspirasinya dari seni pertunjukan khas Jawa Timur itu.
Mahasiswa yang tergabung dalam Ludruk berasal dari berbagai kampus dan berbagai daerah di Indonesia. Selama satu semester beraktivitas di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.
Minggu, 10 Desember 2023, 24 mahasiswa Ludruk menggelar kegiatan kontribusi sosial di Panti Asuhan Himmatun Ayat di Jalan Wonorejo, Tegalsari, Surabaya.
Anak-anak di Panti Asuhan Himmatun Ayat diajari membuat origami oleh mahasiswa PMM Untag.-Nadia Aliya-Harian Disway-
Kegiatan itu mengambil tema : Peningkatan Keterampilan Melalui Penggalian Kreativitas dan Pelatihan Public Speaking di Panti Asuhan Himmatun Ayat. Dengan tagline : Menebar Cinta Kasih dan Sayang Terhadap Sesama.
Di panti asuhan Ludruk memberikan kontribusinya. Tidak hanya berupa sumbangan sembako, tapi juga mereka berbagi ilmu kepada anak-anak panti asuhan.
BACA JUGA:Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Jadi Relawan di Kampung Lali Gadget
BACA JUGA:7 Member BTS Berkumpul Antar RM dan V Wamil, Sosok Ini Curi Perhatian
“Para mahasiswa ini mengajarkan teknik public speaking kepada mahasiswa di panti Asuhan Himmatun Ayat,” terang dosen pembimbing modul Nusantara PMM 3 Indah Nurpriyanti.
Anak-anak panti asuhan dibagi menjadi beberapa kelompok. Sesuai dengan jenjang kelasnya. Mulai dari kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Mahasiswa PMM Untag memberikan pelatihan desain kepada anak-anak Panti Asuhan Himmatun Ayat. -Nadia Aliya-Harian Disway-
“Dari kelas TK sampai SD kelas 3, kami ajak mereka mengembangkan kreativitas. Misalnya mewarnai, menggambar, origami. Yang kelas 4 sampai kelas 6, mereka diajarkan untuk membuat produk meronce. Seperti membuat gelang, kalung,” ungkap Putri Ridia, ketua panitia kegiatan kontribusi sosial.
Untuk SMP, lanjut Putri, diajarkan teknik pemasaran produk dan publik speaking. Sementara untuk SMA dan SMK diajarkan untuk membuat desain poster.
Selain itu, kegiatan sosial kelompok Ludruk diisi dengan lomba dan games. Tentunya, mereka juga berbagi kasih dengan memberikan sembako kepada Panti Asuhan, serta makanan ringan dan uang santunan bagi anak-anak di sana.
Putri menerangkan, kegiatan PMM yang mengikuti program Modul Nusantara akan dihitung 4 sks mata kuliah. “Kalau di kampus aku bisa dikonversi sama KKN. Jadi nggak perlu lagi ikut KKN. Untuk anggarannya dari pihak kampus dan Kemendikbud juga,” ujarnya. (*)