Duel Seru SS Lazio vs. Inter Milan di Pekan Ke-16 Serie A: Statistik, Prediksi, dan Analisis

Sabtu 16-12-2023,01:00 WIB
Reporter : Bagus Aji
Editor : Salman Muhiddin

Artinya, struktur penyerangannya sangat dipengaruhi oleh bola-bola pendek dan kerapatan pemainnya dalam membentuk koneksi akan sangat membantu penyerangan.

Itulah mengapa Inter Milan memiliki rata-rata percobaan tendangan ke gawang per game lebih banyak, yaitu sebanyak 14.1 kali per laga. Wajar jika kemudian ada rata-rata 4.4 kali adalah tembakan tepat sasaran.

Statistik peluang mencetak gol:

Di kubu Lazio yang mencatat rata-rata 10 tendangan ke gawang, ternyata hanya 4 tendangan yang dilakukan dari luar kotak penalti, 5 tendangan dilakukan ketika berada di dalam kotak penalti, dan sekali dilakukan di depan mulut gawang.

Di pihak Inter Milan, mereka mampu mencatatkan rata-rata 14.1 tendangan ke gawang. Dimana 4.7 kali dilakukan dari luar kotak penalti, 8.4 kali dilakukan di dalam kotak penalti, dan sekali dilakukan di mulut gawang.

Bisa diartikan, Inter Milan yang bermain dengan bola-bola pendek dan didukung dengan kemenangan jumlah pemain saat menyerang, lebih dinamis saat menyerang.

Jadi, Lazio wajib mewaspadai bola-bola dari sisi sayap. Dimana Lautaro Martinez dan Marcus Thuram adalah duet lini depan yang saling mendukung gerak duetnya. Keduanya bisa saling bergantian bergerak melebar atau bahkan harus turun ke ruang tengah.

Ada fakta lain, banyaknya tendangan pemain Inter Milan yang dilakukan di dalam kotak penalti hampir semuanya berasal dari umpan crossing dan cut back.

Kesimpulan:

Jika melihat data statistik itu, Lazio nampaknya harus bekerja ekstra keras dalam menjaga ruang pertahanannya, mengingat Inter Milan selalu unggul jumlah pemain saat fase menyerang.

Untuk bisa menekan pertahanan Inter Milan, sekaligus menghindari marking dan pressing di ruang tengah.

Maurizio Sarri bisa menggunakan opsi umpan langsung ke belakang garis bertahan Inter Milan, dengan syarat harus ada pemain Lazio yang memiliki kualitas heading dan shot terbaik untuk bisa menyelesaikan umpan.

Jika harus bertempur di ruang tengah, mungkin bisa lebih mengamankan zona-zona di luar kotak penalti, mengingat keduanya memiliki kemampuan mencetak gol dari luar kotak penalti.

Situasi set-piece sangat memungkinkan banyak terjadi, karena keduanya memiliki karakteristik yang sama dalam melakukan tackling dan menyebabkan pelanggaran.

Namun, ada pernyataan menarik dari pelatih Lazio, Maurizio Sarri, usai laga terakhir fase grup saat Atletico Madrid menumbangkan Lazio (2-0) di Liga Champions tengah pekan ini.

Bahwa ia sangat bermimpi bisa bertemu dengan Barcelona di Liga Champions musim ini. Sebelum itu terjadi, Sarri akan menyiapkan taktiknya.

Kategori :