HARIAN DISWAY - Pada era '70an, The Gembell's merupakan band yang punya taji. Apalagi termasuk salah satu pelopor musik progresif dari Surabaya yang dikenal sebagai gudangnya musik keras. Muncullah tantangan untuk ber-duel meet. Tapi The Gembells menolak.
Di balik sosoknya yang kalem dan penuh senyum, Victor Nasution memiliki kreativitas musikal yang cukup tinggi. Pun dengan kawan-kawannya yang lain di The Gembell's. Musik The Gembell's ketika itu cukup mendobrak. Di tengah santernya musik pop yang digaungkan Koes Bersaudara, Panbers, dan semacamnya.
BACA JUGA: Victor Nasution & The Gembell's, Pelopor Musik Kota Pahlawan (1): Nganggur Sebulan di Singapura
Meski tak sebombastis God Bless, Aka, The Rollies, atau Gombloh, mereka mencatatkan nama mereka sebagai pelopor musik progresif di tanah air. The Gembell's kerap disebut sebagai pengusung aliran brass rock seperti The Rollies. Namun, Victor menolak anggapan itu.
"Kurang tepat. Juga jangan sebut The Gembell's sebagai pengikut sweet sound. Kami lebih sreg disebut sebagai pengusung aliran Afro-Asia sound," terangnya. Saat bersama The Gembell's, selain sebagai penyanyi, Victor kerap bermain terompet, perkusi dan timbalis.
Ia mengklaim bahwa The Gembell's berhasil menciptakan warna musikal mereka dengan mengusung Afro-Asia sound. "Selain dipengaruhi musik-musik tradisional Afrika dalam bentuk ritmis perkusi dan semacamnya, kami juga memasukkan warna musik tradisional Indonesia. Tanpa harus bereksperimen macam-macam," ujar musisi 81 tahun itu.
Dengan musikalitas uniknya itu, Gombloh kerap diajak mendampingi The Rollies saat melakukan konser tur keliling Jawa Timur. Ia pun banyak belajar dari sosok Tengku Zulian Iskandar, gitaris The Rollies.
Victor menyebut bahwa Iskandar awalnya hanya bermain gitar. "Tapi kemudian ia meningkat. Mampu bermain terompet, dan saxophone, juga bernyanyi. Mirip seperti saya, kan," terang pria bernama lengkap Dohar Victor Maruli Nasution Gelar Mangaraja Sri Daulat itu.
Pun, karena banyak bermunculan band-band pengusung musik keras, dan memiliki basis penggemar sendiri, band-band itu kerap melontarkan tantangan duel meet. Yakni ajang bertemunya dua band papan atas untuk saling beradu kebolehan di atas panggung.
Usia Victor Nasution sudah 81, tapi hingga kini dia masih aktif bernyanyi bersama The Gembell's. -Guruh Dimas Nugraha-
Seperti Giant Step yang menantang God Bless. Bahkan band-band pengusung pop pun menantang band pengusung rock. Seperti Panbers yang menantang duel meet dengan Aka, band yang dikomandoi Ucok Harahap dari Surabaya.
The Mercy's, band pengusung lagu-lagu syahdu pun ikut-ikutan latah menantang duel meet dengan band rock. Karena Reynold Panggabean, personelnya, ingin membuktikan bahwa bandnya bukan sekadar band pop biasa.
Majalah Aktuil mencatat bahwa pada dekade '70an, hanya The Gembell's yang santai-santai saja menanggapi berbagai tantangan duel meet tersebut. Malah, Victor sebagai leader, menganggap tantangan itu percuma.
"Iya, karena The Gembell's bukan band petarung. Enggak pakai dual-duelan. Kami ini dibentuk untuk menciptakan dan membawakan lagu-lagu kami sendiri. Meski, warna musiknya diambil dari grup-grup Barat," ujarnya.
Karena tak mau berkoar-koar, The Gembell's lebih sering tampil bersama band-band pop, seperti Panbers, D'lloyd, dan lain-lain. "Kami bukan mau sok jago dan enggak mau dipertandingkan segala. Tapi juga jangan anggap enteng kami. Misalnya waktu itu mau dipertemukan dengan band rock, kami pun siap," terangnya.
The Gembell's tak pernah takut bila mereka satu panggung bersama Aka, God Bless, Rhapsodia, The Rollies, atau Gypsy. "Karena kami punya materi rock karya sendiri. Kami siap jika sepanggung dengan mereka," ungkapnya.