Mahasiswa bersama masyarakat akan menyosialisasikan arti penting pendidikan. Sebab, di lokasi BBK mereka, animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan hingga minimal ke jenjang SMA sangatlah rendah.
Learning from the People
Ketika menutup sambutannya, rektor berharap dalam melaksanakan kegiatan BBK, mahasiswa selalu menebar kebaikan. Cerita sukses yang terjadi di desa masing-masing, harapan rektor, dapat diunggah di media sosial agar dapat menjadi rujukan bagi mahasiswa di desa yang lain untuk melakukan hal-hal yang sama.
Isu-isu up-to-date seperti bagaimana mengajak masyarakat dapat terhindar dari perangkap pinjaman online (pinjol), bagaimana memberdayakan masyarakat, menyosialisasikan perilaku hidup sehat dan bersih, bagaimana masyarakat mampu mengelola sampah yang menguntungkan dan lain-lain, adalah contoh kegiatan yang akan banyak dilakukan para mahasiswa selama mengikuti BBK.
Prinsip dari kegiatan BBK sesungguhnya adalah apa yang disebut Robert Chambers (1987) dengan istilah learning from the people, bukan learning about the people. Mahasiswa diharapkan tidak memosisikan diri sebagai pihak yang lebih tahu dan pintar, yang kemudian berusaha mengajari masyarakat untuk melaksanakan berbagai hal yang menurut mahasiswa baik dan benar.
Dengan bersedia belajar bersama, tugas mahasiswa adalah justru bagaimana menemukan kearifan lokal, kemudian memanfaatkannya untuk mendorong upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
Learning form the people bukanlah pendekatan yang menggurui masyarakat desa, melainkan justru pendekatan mahasiswa yang harus bersedia belajar dari apa-apa yang menjadi kelebihan dan keunggulan masyarakat lokal.
Dengan cara itu, mahasiswa akan masuk berbagai aktivitas masyarakat desa –seperti ikut dalam kelompok pengajian atau kegiatan olahraga– sembari bersama masyarakat belajar menemukan pintu-pintu untuk memberdayakan masyarakat menurut cara mereka sendiri. (*)
Gadis Meinar Sari, ketua LPPM Universitas Airlangga--
Bagong Suyanto, Dekan FISIP Universitas Airlangga -Unaid.ac.id-Bagong Suyanto