SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jumlah Guru Besar di Petra Christian University (PCU) bertambah. Universitas yang merupakan kampus swasta terbaik Indonesia versi Quacquarelli Symonds (QS) South-Eastern Asia University Rankings 2023 itu memiliki empat profesor dari Faculty of Industrial Technology dan School of Business Management.
Prof Juniarti, Prof Njo Anastasia, Prof Juliana Anggono, dan Prof Zeplin Jiwa Husada Tarigan. Keempat Profesor itu tentu memiliki kisah berikut kontribusi mereka dalam masyarakat, juga dalam dunia akademik. Berikut profil keempat guru besar PCU dari Faculty of Industrial Technology dan School of Business Management.
BACA JUGA: Inilah Profil Empat Guru Besar Baru PCU (2): Prof. Dr. Dra. Juniarti, M.Si., Ak., CA., CMA.
Prof. Dr. Zeplin Jiwa Husada Tarigan, S.T., M.M.T.
“Human Machine Interface guna Meningkatkan Daya Saing Supply Chain”
Gadget tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Segala hal menggunakan gadget. Termasuk perusahaan yang mengendalikan proses dan produknya secara real time, dengan sistem yang terhubung dengan mesin. Demi menghasilkan efisiensi dan efektivitas.
Zeplin Jiwa Husada Tarigan, yang baru ditahbiskan sebagai Guru Besar Ilmu Manajemen, khususnya Manajemen Produksi dan Operasional, terpicu untuk meneliti hal itu. Baginya, perusahaan masa kini harus mengembangkan sistem manajemen yang terintegrasi dengan penggunaan software.
"Bisa dengan membeli paket ERP atau dikembangkan sendiri. Supaya dapat membantu perusahaan dalam mengendalikan data dan stok barang di gudang. Sistem itu bisa diakses oleh semua departemen terkait. Memudahkan koordinasi," kata Prof Zeplin.
Dia merinci bahwa perusahaan harus menyesuaikan kebutuhan bisnis. Seperti membutuhkan integrasi antar-departemen, menggunakan teknologi Enterprise Resource Planning (ERP).
PCU punya empat guru besar. Keempat Guru Besar baru di PCU bersama Rektor PCU Prof Djwantoro Hardjito. Keempat Guru Besar itu masing-masing berasal dari dua fakultas di PCU. -Petra Christian University-
"Kalau untuk mendapatkan data real time di lapangan, pakai teknologi RFID," terang dosen yang juga aktif di Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sebagai Koordinator Publikasi itu.
Sejak tahun 2016, Prof. Zeplin telah menghasilkan jurnal bereputasi di Scopus sebanyak kurang lebih 54 artikel. Di antaranya 34 artikel Q1 dan 4 artikel Q2, juga hindeks scopus 13.
Bahkan dari tahun 2008 hingga sekarang, ia tak pernah absen mendapat hibah penelitian. “Puji Tuhan total jurnal saya di Scopus sudah jauh melebihi dari persyaratan Guru Besar. Meski sudah mendapat gelar, ritme yang sudah ada ini tak akan mengendur. Itulah yang menjadi tantangan saya ke depan,” tuturnya.
Ke depan Prof Zeplin ingin lebih berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, terutama di dunia industri. "Saya ingin membangun ruang diskusi atau wadah untuk memfasilitasi para dosen muda. Supaya semakin aware dan peduli terhadap dunia penelitian," ungkapnya. Sebab baginya, sebagai dosen, jantungnya ada di dunia penelitian. (*)