HARIAN DISWAY - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran Fahri Hamzah buka suara terhadap isu bergabungnya paslon Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang saat ini hangat menjadi perbincangan.
Fahri menilai keduanya tidak serius dalam mengikuti pencapresan.
"Yang terpenting digarisbawahi adalah bahwa bergabungnya 01 dan 03 menandakan bahwa niat mereka untuk maju itu sebenarnya tidak kuat dari awal," komentar Fahri kepada awak media di Jakarta, pada Minggu 14 Januari 2024.
Selain itu, tindakan tersebut disinyalir hanya menuruti arah angin yang ditentukan oleh kelompok pengusung dengan ambisi menguasai panggung politik.
BACA JUGA:TKN: Jokowi 200 Persen Dukung Prabowo-Gibran
"Mereka hanya didorong oleh orang lain di belakang mereka sehingga mereka gampang sekali berubah dan gampang sekali berbelok-belok dan disetir dari belakang oleh orang orang yang sebenarnya kita tidak tahu," imbuhnya.
Menurut Fahri, sikap tersebut sangat berlawanan dengan kubu 02, yakni paslon Prabowo-Gibran dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang sejak awal konsisten memiliki tujuan yang jelas.
Pernyataan dan langkah yang dilakukan kubu Prabowo-Gibran tidak pernah meleset, apalagi keluar dari konteks upaya memakmurkan masyarakat Indonesia demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Hanya 02 yang niatnya sejak awal membangun rekonsiliasi dan meneruskan capaian pembangunan yang sudah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya, khususnya Pak Jokowi untuk melanjutkan perjalanan menuju Indonesia Emas 2045," imbuhnya.
BACA JUGA:Survei IPS: Prabowo-Gibran 51,8%
Lebih lanjut, eks aktivis 98 itu menyebut wacana koalisi kubu pasangan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud merupakan sebuah bentuk kekecewaan dan kemarahan yang tidak rasional terhadap pasangan nomor urut 2.
Menurut Fahri, bila ditarik ke belakang apa yang terjadi pada saat Pemilu 2014 dan 2019, alasan kenapa mustahil Anies-Imin dengan Ganjar-Mahfud mustahil membentuk koalisi lantaran hubungan partai pengusung keduanya jauh bersebrangan.
“Dalam 10 tahun terakhir, PDIP dan PKS terus menerus menunjukkan kepada masyarakat dan bangsa Indonesia bahwa mereka berbeda bagai minyak dan air. Dan itu betul-betul ditegaskan berkali-kali bahwa PDIP dan PKS tidak akan pernah berkoalisi dalam bentuk apa pun," papar Fahri.
BACA JUGA:Dukung Pengembangan Diri Anak Muda, TKN Fanta Prabowo-Gibran Luncurkan Program Magang Virtual
Fahri menyebut bahwa keberadaan PDIP dan PKS sendiri merupakan kutub ekstrem dari polarisasi politik yang terjadi di Indonesia.