SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dalam rangka komitmen pengembangan kualitas layanan kesehatan mata, Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur (RSMM Jatim) menambah gedung baru rawat jalan yang terdiri dari lima lantai di Ketintang, Surabaya.
Gedung baru tersebut diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ada Selasa, 16 Januari 2023. Selain gedung rawat jalan, RSMM juga menambah Kamar Operasi Modular Operating Theatre (MOT).
Direktur RSMM Jatim Dokter Eka Basuki Rachmad Direktur RSMM Jatim mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, mengalami peningkatan kunjungan. Bahkan sepanjang 2023, kenaikan RSMM mencapai hampir 6 ribu pasien.
"Alhamdulillah tahun 2023 kunjungan kami meningkat menjadi 67.738 pasien. Kita juga merawat penyakit yang menyebabkan kebutaan seperti penyakit pupil retina, katarak, dan glaukoma," terangnya.
Namun, penumpukan pasien dan terbatasnya area parkir menjadi permasalahan utama RSMM Jatim.
BACA JUGA:Salurkan Bansos di Pasuruan, Khofifah Optimis Kemiskinan Ekstrem Jatim Nol Persen
BACA JUGA:Ali Masykur Musa: Kritik Khofifah, Cak Imin Salah Alamat
Untuk itu, dengan adanya penambahan gedung baru, Eka berharap bisa memberi dampak positif pada kualitas layanan, peningkatan kenyamanan pasien, dan mengurangi kerumunan.
RSMM adalah rumah sakit di bawah naungan Pemprov Jatim. Memiliki 206 pegawai, dengan 16 dokter spesialis mata, 1 dokter spesialis dalam, dan 1 dokter spesialis patologi klinis.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meresmikan gedung baru RSMM.-Sahirol Layeli/Harian Disway-
Kini, RSMM Jatim sudah memiliki 32 ruangan dan kamar operasi MOT.
"Insyaallah akan berkembang lebih lanjut sesuai regulasi," tutur Dirut RSMM Eka. Ia berharap RSMM Jatim dapat menjadi rujukan rumah sakit sub spesialis mata bagi pasien di Jatim dan wilayah Indonesia Timur.
BACA JUGA:Khofifah Usul RSMM Ganti Nama: Biar Populer
BACA JUGA:Indeks SPBE Jatim 2023 Tembus 3,62 Poin, Ini Pesan Gubernur Khofifah
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah juga meluncurkan aplikasi Si Galon (Deteksi Gejala Low Vision Sedini Mungkin) dan aplikasi DESIS (Digital Eye Strain Information System), sebagai terobosan teknologi agar masyarakat bisa melakukan skrining mandiri mengatasi potensi gangguan penglihatan.