TKN Fanta Optimistis Elektabilitas Prabowo-Gibran Naik Usai Debat Cawapres

Kamis 25-01-2024,00:30 WIB
Reporter : Noor Arief Prasetyo
Editor : Noor Arief Prasetyo

HARIAN DISWAY - Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo-Gibran menilai performa cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka di panggung debat cawapres kemarin sudah sesuai harapan. TKN optimistis penampilan Gibran dapat meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran. Komandan TKN Fanta, Arief Rosyid, mengatakan, penguasaan panggung Gibran saat debat meninggalkan dua paslon lainnya.

Sedangkan, perihal respons warganet, Arief mengatakan hal itu sebagai bagian dari kontestasi.  "Kita sih optimis ya, kemarin aja selesai debat Pak Prabowo, dari survei Indikator kan kita mengalami kenaikan hampir dua persen. Apalagi yang dilakukan Mas Gibran ini menguasai panggung debat, meninggalkan dua paslon lain," kata Arif di Fanta HQ, Menteng, Jakarta, Senin malam, 22 Januari  2024.

"Respons netizen itu ada pro kontra di sana. Tapi hal yang lain, data-data menyebutkan bahwa tren kenaikan Prabowo-Gibran itu selalu signifikan pasca debat," lanjutnya.  Arief lalu berbicara soal politik dan entertainment. Dia menyebut yang dilakukan Gibran dalam rangka menghibur paslon nomor urut 1 dan 3 yang tidak menguasai substansi persoalan di debat kemarin.  "Dalam teori politik ada yang disebut sebagai politainment atau politik dan entertaiment, politik yang riang gembira," ucapnya. 

BACA JUGA:Prabowo Paparkan Makna Demokrasi: Rakyat yang Berkuasa

BACA JUGA:Kunjungi Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Prabowo: Saya Dapat Banyak Wejangan soal Masa Depan dan Teknologi

"Sehingga, jogetlah, senyumin aja, dan hal-hal yang lain. Termasuk apa yang dilakukan secara ekspresif oleh Mas Gibran itu dalam rangka menghibur kita semua. Utamanya mengibur paslon nomor 1 dan nomor 3 yang sepertinya tidak menguasai substansi persoalan. Sehingga membuat mereka tegang," sambungnya. 

Arief juga menyinggung soal cawapres nomor urut 3, Mahfud Md yang enggan menjawab pertanyaan Gibran dan menyebut pertanyaan itu receh. Menurut Arief, jika receh, seharusnya dapat dijawab dengan mudah.  "Tapi kalau pertanyaan recehnya nggak bisa dijawab, itukan jadi persoalan. Seperti yang tadi disampaikan, isu-isu yang dibawa oleh Mas Gibran itu, greenflation misalnya, kemudian isu tentang lapangan pekerjaan, isu tentang karbon nikel, dan seterusnya. Itu adalah sesuatu yang dibutuhkan anak muda di masa yang akan datang," jelasnya.

"Jadi mungkin recehnya itu karena Mas Gibran selalu bilang zaman now, recehnya itu zaman old. Tapi zaman now itu adalah sesuatu yang berisi," pungkasnya. (*) 

 

Kategori :