Ia dibimbing oleh Aubrey Liem, siswi kelas 8, dan Vanya Princelle, siswi kelas 9. Lagu yang dibawakan pun sama dengan ketika memainkan gamelan. Yakni Gundul-Gundul Pacul. Saat bermain angklung, masing-masing mereka memegang satu angklung dengan satu karakter nada.
BACA JUGA: Paket Komplet, Langgam, Gamelan, hingga Jaranan
Hikmahnya, bahwa musik tradisi Indonesia selalu dimainkan bersamaan. Budaya egaliter dan penuh nuansa kebersamaan. Jelas berbeda dengan budaya negara mereka yang beberapa di antaranya cenderung individualistik. Lewat tradisi, mereka belajar bersosialisasi dan saling bekerja sama.
Yang menarik lagi, para tamu juga mendapat penjelasan tentang makna kultural dari gamelan, angklung, dan kulintang yang mereka coba mainkan selama kunjungan.
“Sebagai alat musik yang dimainkan secara kolektif, gamelan bermakna membangun kebersamaan, kekompakan, dan hubungan erat dengan sesama. Pun musik tradisional merupakan sarana ekspresi budaya untuk membangun koneksi antara manusia dan semesta,” ujar Ihwan. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)