HARIAN DISWAY - Dua serikat petani besar Perancis menyeru seluruh petani untuk mengakhiri demonstrasi yang terjadi di beberapa wilayah Perancis pada Kamis, 1 Januari 2024.
Mereka melakukan itu setelah Perdana Menteri Perancis Gabriel Attal mengumumkan keberpihakannya kepada para petani Perancis.
Kepala Federasi Serikat Petani Nasional (FNSEA) Arnaud Rousseau mengatakan bahwa pemerintah telah mendengar keresahan para petani Perancis sehingga aksi demonstrasi dapat diakhiri.
“Kami telah didengarkan dalam beberapa hal, dengan kemajuan nyata,” kata Rousseau.
BACA JUGA:Civitas Akademika UGM dan UII Kompak Kritik Manuver Presiden Dalam Pilpres 2024, Unair Bagaimana?
BACA JUGA:Kepala BPPD Sidoarjo Ari Suryono Jalani Pemeriksaan, KPK Tunggu Kehadiran Gus Muhdlor
Presiden Young Farmers (JA) Arnaud Gaillot juga mengumumkan penangguhan aksi demostrasi tersebut. Dia mengajak para petani untuk menghentikan aksi blokade jalan di semua wilayah Perancis.
“Kami menyerukan anggota kami untuk menghentikan blokade,” kata Gaillot.
Meskipun demikian, keduanya sepakat bahwa aksi demonstrasi akan terjadi kembali ketika pemerintah tidak memenuhi janji-janjinya itu.
Gabriel Attal menjabarkan beberapa langkah baru sebagai janjinya untuk mengatasi keresahan yang dialami para petani Perancis.
BACA JUGA:Terus Melaju! Bank Mandiri Gapai Laba Bersih Rp 55,1 Triliun di Tahun 2023
Beberapa keresahan mereka meliputi komoditas impor yang murah, kenaikan biaya bahan untuk kebutuhan pertanian, dan birokrasi yang rumit terkait pertanian maupun yang berkaitan.
Para petani saat menyaksikan pernyataan Perdana Menteri Perancis Gabrierl Attal dalam menanggapi keresahannya pada Kamis, 1 Februari 2024. -Christophe Ena-AP Photo
Terkait keresahan komoditas impor yang murah, pemerintah Perancis berjanji akan melindungi petani dari persaingan tidak sehat. Untuk melaksanakan janji ini, pemerintah Perancis tegas menolak penandatangan perjanjian perdagangan UE-Mercosur.