HARIAN DISWAY - Seiring kian canggihnya teknologi, kita bisa belajar apapun, kepada siapapun, dan kapanpun –asal mau. Dulu kita mungkin hanya bisa belajar ilmu-ilmu baru di sekolah.
Sekarang tinggal ketikkan apa yang ingin kita tahu di search engine, dalam hitungan detik akan banyak situs yang menyuguhkan beragam jawaban.
Karena itulah, masyarakat kita ke depan barangkali memang akan mengarah pada apa yang oleh Ivan Illich, filsuf-cum-teolog Austria, sebut sebagai deschooling society (masyarakat tanpa sekolah).
Tentu, mencari ilmu tetaplah wajib hukumnya sampai kiamat tiba. Tetapi, sekolah (formal) bukan lagi menjadi sumber utama untuk mendapatkan ilmu. Sebab sumber ilmu ada di mana-mana.
Makanya jangan heran kalau ada orang yang pendidikannya tidak tinggi-tinggi amat tapi keilmuan dan kamampuannya dalam banyak hal bukan main luar biasanya. Founder Harian Disway yang Anda sudah tahu ini, misalnya. Perjalanan hidup mengajarkan segalanya.
Ya, "The journey through life is important," ujar dr Rizky Agung Satria SpOT. "But what you learn during your journey is more important," lanjut dokter ortopedi yang berpraktik di RSUD Sidoarjo Barat tersebut.
Belajar dari kehidupan adalah sebuah perjalanan tanpa akhir di mana setiap pengalaman akan menjadi guru yang berharga. Dalam setiap tantangan, keberhasilan, atau bahkan kegagalan, kita akan menemukan pelajaran yang membentuk karakter dan kebijaksanaan.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan CEO RTD Group Safri Rauf: Xue Hai Wu Ya
Intinya, "学无止境" (xué wú zhǐ jìng): tak ada kata selesai dalam menyelami lautan ilmu. (*)