PERANTAU di Surabaya jelang Pemilu 2024: tak bisa nyoblos, bawa dalam doa saja. Foto: Petugas KPPS mulai mengedarkan undangan ke warga Surabaya dan Sidoarjo.-Boy Slamet-Harian Disway-
Yuli, 37, warga Surabaya mengaku dinamika politik di Indonesia membuatnya sedih. Meski begitu, penjual kopi tersebut mengaku tetap berpartisipasi dengan semangat. Ia komitmen menyukseskan Pemilu 2024.
"Yang jelas saya gak mau kalau golput. Tetep milih meskipun begini keadaan. Sampean juga harus, lho," ujarnya antusias.
BACA JUGA:Literasi Digital Penting untuk Wujudkan Pemilu Damai
BACA JUGA:Ganjar Pranowo: MK dan KPU Langgar Etika, Apa yang Kita Banggakan di Proses Pemilu ini?
Lain lagi dengan Anik, 55, seorang ibu rumah tangga. Saat ditanya partisipasi dan persiapan Pemilu justru menanyakan hal lain. Menurutnya, siapa pun Presidennya, hidup tetap susah.
"Sampean kasih duit tak coblose. Yang mana, ngikut," jawab dia singkat, namun serius.
Sementara itu, distribusi logistik Pemilu 2024 terus dikebut. KPU Surabaya mentargetkan distribusi selesai pada Sabtu, 10 Februari 2024 di seluruh PPK yang tersbar di 8.167 TPS.
"Insyaallah hari ini selesai," ujar Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi. (*)