"Shio adalah keberuntungan bumi atau cabang bumi. Sedangkan tahun adalah batang langit, atau keberuntungan langit," terangnya. Jika diterjemahkan, maka unsur kayu menghancurkan tanah. Atau, pada tahun 2024, keberuntungan langit menghancurkan keberuntungan bumi.
“Maka, akan ada beberapa gejolak. Situasi bisa memanas di tahun naga ini. Apalagi sifat naga itu dinamis. Selalu bergerak,” ungkapnya.
Tetapi menurut Liem, hal itu tak bisa dimaknai secara harafiah. Ia kemudian mengacu pada kitab I-Ching atau Kitab Kejadian Semesta. Dalam kitab itu tertulis bahwa pada 2575 Kongzili, Thian sedang memperbaiki bumi.
"Kalimatnya: Tuhan bergerak membangun, sang susilawan bekerja. Artinya, akan ada perubahan-perubahan. Ada gejolak demi membuat dunia jadi lebih baik," ujarnya.
Maka, manusia harus terus memacu dirinya. Siapa saja yang dapat menggali potensi diri dan memaksimalkannya dengan baik, maka ia dapat survive di tahun 2024 ini.
Seperti halnya naga yang berunsur tanah. Jika tanah tidak digali potensinya, maka tak akan ada gunanya. "Ingin bertani, tanahnya harus digemburkan dulu. Kalau ingin memperbaiki rumah, harus ada beberapa bagian yang dibongkar," ungkapnya.
Dengan demikian, maka nilai-nilai yang telah usang pada tahun ini dapat digantikan dengan nilai-nilai baru. Termasuk dalam berbagai sektor. Misalnya, adanya pergantian kekuasaan. Atau akan muncul sosok baru yang tampil, atau pemimpin-pemimpin baru. "Tak hanya terjadi di Indonesia. Tapi di dunia juga diprediksi seperti itu," ungkapnya.
Sebab, tahun naga melambangkan kepemimpinan. Naga merupakan mahluk yang menguasai kahyangan. Berkaitan dengan Indonesia, maka layak bila pergantian kepemimpinan nasional akan terjadi tahun ini. Pilpres pun akan digelar pada 2024.
Karena Tuhan sedang memperbaiki bumi, maka potensi bencana alam masih akan terjadi. Begitu pula dengan sektor ekonomi dan keamanan. Akan banyak gejolak. “Pun, pada 2024 ini kita akan memasuki periode ‘Bintang Terbang’. Tokoh-tokoh baru akan bermunculan,” ujarnya.
Setelah melakukan ibadah Jie Shi Shiang An, keesokan hari, umat Konghucu menggelar upacara cisuak larung di Pantai Kenjeran, Surabaya. (Guruh Dimas Nugraha)
BACA SELANJUTNYA: Cisuak dan Tahun Naga Kayu (3) Periode Bintang Terbang saatnya Pemimpin Baru Muncul